Monday 29 October 2012

Coffee


Who likes coffee? I love it.

Don’t you think a cup of coffee that we drink in the morning or evening actually reflects our life?
Coffee is one of the famous drink in the world and in Indonesia. Some has been produced well here. Although its bitter, still there are many fans of coffee. To get a cup of coffee is not difficult. There are a lot of coffee shop arround.

Exactly like our daily life, though sometimes we are full of problem but we still give the best effort to pursuit the happines. Happiness can’t be reached by avoiding problem, but by solving it. There are some kind of coffee, robusta, arabica, and all of its variety. So are the problems we might have. Enjoyment comes after bitter passing through our tongue and throat.

Today, the fans of coffee could easily spent a lot of money to hunt the best taste of coffee. One of the famous and expensive coffee is Luwak coffee. You know the process. I don’t need to explain it. Some people will say yuuuh, but others say wow this is the best taste. The best taste after you pass through so many bitter experience and now we have the taste and smell of joy and excitement.

When we boiled the seeds of coffee for sometime in water, the color and the smell of the water will change, but the seeds is still like it was. Sometimes we do a work because of something not worthy. We don’t do a work because that work is good and usefull but only because we want someone else praise us. We are not longer to be ourself. We are melting and become somebody else we don’t know. We can no longer hold the principe of our life. But not with coffee. It still be itself though the boiled water change its color and smell. So let’s be trendsetter not follower and the worst become someone else we are not.

Coffee can absorb strong smell like durian. If we put some seeds of coffee near durian, when the seeds processed, we will get coffee which taste like durian. It smells like durian. It could be something good or bad. For someone who doesn’t like durian will throw it away, but no problem for others. Its good if something that effect how the coffee smell taste better, what if the reverse? In daily life we will meet so many characters of human being. We’ll get good effect when we are close to a good environment and bad effect when we can’t stand ourself in bad environment.

There are so many things we can learn from coffee. Face the problem bravely and solve it. Be yourself and make good impact to environment. To finally enjoy a nice evening with a cup of it. Well, coffee is just coffee and life is life. Drinking too many coffee is not healthy. So, be wise. 

Saturday 27 October 2012

JOGJA LIBRARY CENTER

Pukul sebelas siang. Sarapan sekaligus makan siang yang menyenangkan di atas bus kopata dengan sepotong roti dan sekotak susu mocca. Karena bosan sekali dengan suasana dan pemandangan kampus dan kos, akhirnya kuputuskan jalan-jalan sebentar ke pusat kota Yogyakarta. Jogja Library Center di Malioboro-lah tempat singgah yang pas. Haha. Yup, bukan jalan malioboro-nya yang ramai atau rumah makan dan mall. Tepatnya di jalan Malioboro no. 175.

Hal menarik pertama yang terasa adalah kontrasnya suasana di dalam ruangan perpustakaan dan di sepanjang jalan dan lorong trotoar malioboro yang hanya tersekat oleh pintu kaca. Di dalam suasananya amat tenang. Hm, boleh juga dibilang sepi. Tapi siang itu memang sepi, hanya ada beberapa petugas, 2 pengunjung di lantai bawah dan 2 di lantai atas. Keheningan itu terkadang terasa amat menyenangkan, terutama setelah kebisingan demi kebisingan keluar masuk telinga.

Baiklah, mari kita lanjutkan menjelajah ruang hening ini. Ada lemari khusus untuk menyimpan tas di sebelah kanan pintu masuk, di bawah tangga. Kunci lemari pertama di hari perdana kunjunganku itu bernomor enam. Di lantai bawah, teman-teman bisa menemukan bendel berbagai koran ternama dari berpuluh tahun lalu. Belum tahu pasti mulai dari tahun berapa, tapi yang jelas bendel-bendel koran itu tua banget. Di tengah ruangan ada sekotak kayu, maksudnya bagian ruangan berbentuk kotak dengan lantai kayu untuk tempat baca. Eits, alas kaki harus di lepas ya.


Gambar 1. Ruangan lantai 1 dari tangga lantai 2


Sekilas memandang, nah akhirnya ada yang menarik di ujung ruangan. Setelah melewati ruangan dengan beberapa komputer, kita akan sampai di Kyoto Book Corner. Di pojok ini, kita bisa membaca berbagai buku dari negeri matahari terbit. Majalah, buku teks, jurnal, dll. Kebanyakan ditulis dalam huruf jepang, sebagian berbahasa Inggris. Bikin ngiler pas ngintip majalah penuh gambar sushi dan teh jepang. Yummy. Sekitar satu jam akhirnya terlewati di ruangan merah ini.



Gambar 2. Kyoto Book Corner

Tidak kalah seru di lantai dua. Setelah bertanya pada pak satpam,memastikan lantai dua masih bagian dari perpustakaan,kunaiki anak tangga dari kayu. Cilukba! Wuih, luas. Semua lantainya kayu-kalau nggak salah injak. Suasana masih hening dengan lantai berdecit merdu. Kalau di bawah tempat bacanya lesehan, kecuali pojok buku Nippon, di atas banyak kursi dan meja. Bahkan ada 5 ruang diskusi yang menjadi perhatian pertamaku di lantai dua. Menarik. Seperti ruangan privat untuk sekitar 4 orang di balik pintu jaman belanda dengan meja kayu bundar. Cahaya cukup memadai dengan jendela yang lebar di tiap ruangan. Sedangkan di ruang utama ada meja panjang dengan beberapa kursi yang nyaman.



Gambar 3. The Books on The Shelves

Koleksi di lantai dua didominasi buku-buku tentang Jogja di Pojok Jogjasiana. Ada juga ruangan untuk menyimpan koran dan majalah yang belum dibendel rapi. Di sekeliling ruang tengah berjajar buku-buku sejarah nusantara. Ingin tahu kepercayaan-kepercayaan di balik kain lurik, ensiklopedi wayang, sejarah kraton, atau serat-serat jaman jawa kuno? Atau tertarik majalah-majalah pertanian jaman Belanda? Lantai dua tempatnya. Ada pula buku yang membahas kebudayaan di luar Jawa.

Intinya adalah, dari hasil kunjungan pertama saya yang nggak lebih dari 2,5 jam, tempat ini saya rekomendasikan sebagai salah satu tempat nongkrong yang asyik di Yogyakarta. Semoga cerita singkat ini menarik dan membuat teman-teman tertarik berkunjung ke perpustakaan. Mari budayakan main dan membaca.