Namanya Hasna.
Kakaknya bernama Noval. Dialah adik dari semua yang pernah hadir di tenda ini.
Tangannya begitu mungil dan senyumnya sangat manis. Begitu kami duduk di
deretan kursi yang telah tertata rapi sejak sore tadi, ia berjalan menghampiri.
Langkah mungilnya diiringi senyum manis tak berdosa. Digigit-gigit tangannya.
Terlihat malu-malu mendekati kami.
“Hai.” Salam yang
begitu standar. Dan seperti anak-anak normal lainnya dia hanya memandang tanpa
membalas salam kami. “Sini-sini.” Reaksi kedua yang juga standar. Kusentuh pipi
gembulnya dan sekali lagi pertanyaan yang bisa ditebak keluar dari mulut kami,
“Namanya siapa?”
Sang kakak
membantuku memahami gerak bibir adiknya. Selanjutnya, gerakan tangan Hasna
seperti memintaku untuk memangkunya. Kulingkarkan kedua tanganku di bawah
ketiaknya dan menaikkannya ke pangkuanku. Wah, beginikah rasanya memangku buah
hati kita nanti.
Makanan yang kami
pesan pun datang. Ibu dan Bapak Hasna yang mengantarkan. Ya, tenda yang
kumaksud adalah warung tenda di pinggir jalan. Ibu dan bapaknya yang berjualan.
Aneka penyetan. Hasna masih di pangkuanku dan tak mau turun. Jadilah kami makan
ditemani Hasna yang lebih asyik bermain tutup botol dan menjilati bibir botol
minumku. Ia tertarik dengan riak air di dalam botol yang kugoyang-goyangkan.
Saat mencoba melakukannya sendiri, bukan botol yang ia goyangkan tapi
kepalanya. Lucu sekali. Dan senyum manis itu kembali hadir setiap kami
menggodanya. Ciluk..ba...
Malam semakin
larut. Noval jadi bermain bola sendiri karena adiknya lebih suka bermain dengan
kami. Remain calm in my lap. Lalu
serombongan gadis-gadis kuliahan seperti kami datang. Mereka pun menyapa Hasna.
Perhatian Hasna teralihkan. Pertanyaan-pertanyaan dan reaksi-rekasi standar pun
terulang kembali.
Mbak-mbak di
sebelah berhasil meminta Hasna berpindah pangkuan. Kami tak punya hak melarang
sebab dia adalah adik dari semua yang hadir di tenda ini. Kami pun melanjutkan
makan. Dan sebelum pulang
kami semua beramai-ramai melambaikan tangan padanya. “Dada dek Hasna...”
Hasna. Dialah adik
dari semua yang hadir di tenda itu. Dia bersama kakaknya selalu berada di sana.
Kau akan menemukan mereka asyik bermain di atas tikar berhias bantal dan guling
usang yang terhampar di atas trotoar malam, di antara dapur dan deretan meja
makan.
March 02, 2014