Masya Allah... jadi kayak gini kota-kota wisata kalau
lagi musim liburan. Selama kuliah, meskipun saya suka main, belum pernah saya merasakan
hingar bingar jalan raya dan tempat wisata segila ini. Ramainya pakai banget.
Super sekali. Yup, coz memang saya nggak suka main ke tempat-tempat yang ramai
atau pas lokasinya banyak pengunjung, kecuali ada tugas negara. Hari itu, karena
harus menjadi pengantar rombongan keluarga, jadilah saya ikut stres di jalan,
tapi ada juga nih beberapa kejadian asik yang akhirnya saya alami dan lakukan untuk
pertama kalinya selama lima tahun lebih di Jogja. Ini dia..
Hotel Rasa Pengungsian
Kami berenam dan tidur di satu kamar hotel dengan dua
kasur kecil. Bisa langsung ditebak kan. Yup, yang nggak kebagian tempat harus
lesehan, tidur di bawah beralaskan karpet plus bed cover. Hehe. Jadi rasa pengungsian yang dimaksud bukan karena hotelnya nggak nyaman tapi sebab kami memilih ngumpul di satu ruangan berenam. Per tanggal 23
Desember rata-rata tarif hotel naik and fully booked. Menurut cerita
Bapak sopir taksi yang kami tumpangi, kenaikan tarif bisa mencapai lebih dari
dua ratus persen. Edaaan. Inilah saatnya meraup pendapatan sebanyak-banyaknya. Ganti
dari hari-hari biasa yang tidak selalu ramai pengunjung. Alhamdulillah, kami
dapat hotel dengan harga cukup terjangkau.
Kresek Warna-Warni
Ini pertama kalinya saya mengunjungi sekaten alias pasar malamnya
Jogja. Kami berangkat naik trans Jogja. Pengalaman pertama bagi adik-adik
sepupuku. Penuh, excited, pusing, dan hujan. Sampai di halte depan
Benteng Vredeburg hujan masih deras mengguyur. Aduh, ini tantangan pertama
saya. Nggak gampang bawa rombongan. Harus belajar mengambil keputusan di
situasi tak terduga demi kebaikan bersama. Thank God, My Mom was there with
us. Mamam memanggil penjual jas hujan ala tukang becak yang bahannya
plastik. 5000 rupiah saja per bijinya. Sebelumnya sudah banyak yang pakai di
sepanjang Jalan Malioboro. Kayaknya asik. Kami memutuskan hujan-hujan menuju
alun-alun. Malioboro pun banjir kresek warna-warni.
Sewa Mobil atau Taksi
Tujuan utama adik-adikku adalah mengunjungi Borobudur. Malam
hari sambil ngantuk-ngantuk kami bingung mau naik apa ke lokasi. Awalnya mau
coba naik kendaraan umum, tapi mengingat keadaan jalan yang tak menentu (ramene
puoool) dan belum pernah naik bus kesana, maka untuk menghindari resiko
berantem karena panas dan macet di jalan akhirnya kami telpon penyewaan mobil. Deal!
575 ribu rupiah/12 jam. Bonusnya, dapat kenalan sopir asik. Kalau naik taksi
tarif borongan antara 60-80 ribu rupiah bisa nambah lagi tergantung tujuan. Kalau
memang niat mengunjungi banyak tempat sebaiknya memang bawa kendaraan sendiri
atau sewa mobil untuk rombongan. Di waktu liburan seperti ini taksi sulit didapatkan
dan destinasi wisata yang asyik biasanya sulit dijangkau dengan kendaraan umum.
Kecuali bagi yang pergi sendirian dan udah niat berpetualang cari tumpangan J.
Selalu Asik Main ke Museum
Ini destinasi favorit saya. Kalau mau tahu sejarah dan
peninggalan kerajaan Mataram Islam berkunjunglah ke tempat ini. Adem, artistik,
banyak kupu-kupu. Dialah Museum Ullen Sentalu. Saya suka. Saya suka. Saya suka.
Hampir saja batal masuk padahal sudah beli karcis gara-gara harus antri untuk
masuk ke dalam. Tapi berkat ijin Tuhan Yang Maha Esa akhirnya saya bisa melihat
koleksi dari empat kerajaan pecahan Mataram Islam. Jadi, sebelum masuk kita
harus beli tiket, lalu mendaftarkan jumlah orang dalam rombongan. Masuknya bergantian
per kelompok kecil yang jumlahnya ditentukan petugas di pendaftaran. Kenapa? Sebab
untuk memudahkan petugas yang akan memandu dan menjelaskan detail koleksi yang
ada. Di dalam kami dilarang mengambil foto di area koleksi. Sebelum area terakhir
kami pun diberi sajian minuman atau wedang rempah hangat. Keren lah pokoknya.
Yang suka atau sedang belajar sejarah sangat dianjurkan mengunjungi tempat ini.
Yang mau ngajak saya ke sini lagi juga boleh, tapi traktir ya. J Biaya masuk
anak-anak 15K dan dewasa 30K.
P.S. : Happy Holiday, tapi brothers and sisters
inget ya, No Party!