picture source: layar-tancep.com
Penulis :
Andrea Hirata
Genre :
Novel
Penerbit :
BENTANG
Tahun terbit : 2008 (cetakan ke-18)
Tebal :
294 halaman
Mengapa baru sekarang saya baca
buku ini?
Saya
merasa wajib bertanya demikian pada diri sendiri. Karena, buku ini hebat. Maksud
saya tentang cara penulis menggambarkan setiap kejadian dan perasaan dengan sangat
segar. Jenaka.
Buku ini
pertama kali terbit tahun 2007. Ah, bagaimana bisa saya baru membacanya sekarang.
Tapi begitulah Tuhan telah mengatur indahnya pertemuan kami delapan tahun
kemudian, di akhir September 2015. Hahaha.
Dunia!
Berikut bagian-bagian tulisan Tuan Hirata favorit saya dari buku ini.
1.
Halaman 42-43
Tidakkah paragraf ini
menggetarkan dan penuh provokasi?
Aku ingin hidup
mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara
bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa
pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya
tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang
bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak
terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar
ke arah yang mengejutkan. Aku ingin ke tempat-tempat yang jauh, menjumpai
beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku
dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun,
ingin melepuh terbakat matahari, limbung dihantam angin, dan menciut
dicengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan
penaklukan. Aku ingin hidup! ingin merasakan sari pati hidup!
2.
Halaman 94-95
Puisi Arai yang secara
menggelikan disalahartikan oleh penggemar Jim Morison.
Puisi untuk
satu-satunya cinta dalam hidupku! Zakiah Nurmala....
Di sini! Disaksikan
pusara Jim Morrison, kukatakan padamu!
Rampas jiwaku!
Curi masa depanku!
Jarah harga diriku!
Rampok semua milikku!
Sita!
Sita semuanya!
Mengapa kau masih tak
mau mencintaiku?!
3.
Halaman 139-141
Begitu menyindir...
Surat ayah tentang Ikal yang
bercita-cita menjadi economics scientist tetapi justru diharapkan
menjadi ahli madya pupuk dan arai yang terobsesi menjadi microbiologist diharapkan
menjadi seorang asisten apoteker.
Dan
masih banyak lagi kejenakaan yang cerdas dari Tuan Hirata. Terima kasih. Sungguh
menghibur dari awal hingga akhir.
Happy
reading J