Sunday 25 October 2015

KETIKA ASHAR

Terima kasih Engkau Yang Maha Tinggi
Telah kau anugerahkan air untukku
Telah kau tundukkan api
Kau ijinkan tanaman-tanaman tumbuh
Bebijian mewujud lembut
Air laut yang asin
Atas ijinMu

Tuesday 6 October 2015

"EDENSOR"


picture source: layar-tancep.com

Penulis                 : Andrea Hirata
Genre                   : Novel
Penerbit              : BENTANG
Tahun terbit       : 2008 (cetakan ke-18)
Tebal                    : 294 halaman

Mengapa baru sekarang saya baca buku ini?

Saya merasa wajib bertanya demikian pada diri sendiri. Karena, buku ini hebat. Maksud saya tentang cara penulis menggambarkan  setiap kejadian dan perasaan dengan sangat segar. Jenaka.

Buku ini pertama kali terbit tahun 2007. Ah, bagaimana bisa saya baru membacanya sekarang. Tapi begitulah Tuhan telah mengatur indahnya pertemuan kami delapan tahun kemudian, di akhir September 2015. Hahaha.  

Dunia! Berikut bagian-bagian tulisan Tuan Hirata favorit saya dari buku ini.
1.     Halaman 42-43
Tidakkah paragraf ini menggetarkan dan penuh provokasi?

Aku ingin hidup mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar ke arah yang mengejutkan. Aku ingin ke tempat-tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, ingin melepuh terbakat matahari, limbung dihantam angin, dan menciut dicengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan penaklukan. Aku ingin hidup! ingin merasakan sari pati hidup!

2.    Halaman 94-95
Puisi Arai yang secara menggelikan disalahartikan oleh penggemar Jim Morison.

Puisi untuk satu-satunya cinta dalam hidupku! Zakiah Nurmala....
Di sini! Disaksikan pusara Jim Morrison, kukatakan padamu!
Rampas jiwaku!
Curi masa depanku!
Jarah harga diriku!
Rampok semua milikku!
Sita!
Sita semuanya!
Mengapa kau masih tak mau mencintaiku?!

3.    Halaman 139-141
Begitu menyindir...

Surat ayah tentang Ikal yang bercita-cita menjadi economics scientist tetapi justru diharapkan menjadi ahli madya pupuk dan arai yang terobsesi menjadi microbiologist diharapkan menjadi seorang asisten apoteker.

Dan masih banyak lagi kejenakaan yang cerdas dari Tuan Hirata. Terima kasih. Sungguh menghibur dari awal hingga akhir.

Happy reading J