Friday 30 December 2016

Dr. SEUSS WROTE ABOUT ME?

Hi, what’s up?

I have just realized that this movie has things I like and 
I think will be what I’m doing in the next 5 years.

Dr. Seuss: The Lorax


So, what are those things?

Book          :         This movie is based on story from children book written by Theodor Seuss Geisel or best known as Dr. Seuss, published in 1971.

Of course, this fact makes me happy, and yeah… where can I buy this book (without shipping, please)? Or do you know any link where I can download the e-book for free? Haha. Free is always good, even better.

 covering my collections

year-end-sale hunting

Knitting   :         Once-ler created Thneed.

I like making things. Crafting. One of my hobby is knitting. Even though I like sewing more than knitting today, but there was a day when I made something like Thneed and got some extra pocket money.

Gito and one of my hand-knitted shawl
(please ignore the wrong writing on the board :) )

Business  :         Once-ler is a crafter and an entrepreneur.

I love art. I like making things. I like getting money from selling my handmades. Sure, I should learn more to keep the balance between my business and the ecological sustainability.

visit our IG: jogjakaryakita

Guitar        :         Remember the scene when Once-ler was singing while selling in town?

One of my favorite music instrument is guitar. I have one and call it, Gito. Haha. I am not a pro, just play it for fun. Yeah, because sometimes it wastes my time to just try to play new song, I decided to leave Gito at my hometown. Sometimes I miss this sexy wood. I have a me-time with Gito everytime I go home.

Trees          :         It’s a story of ecological ruin brought on by greed.  Man vs Tree.

Someday I want to speak for the trees. I need and always need to learn more. They are beautiful creatures. That’s all I can say about trees. They are just too cool.

and…

The Yellow Mustache, Lorax :  who looks like emperor tamarin (Saguinus imperator).

It’s not The Lorax who relates to my life, it’s his mustache color. Yup, my favorite color is yellow. It’s bright and cheerful color. Best couple for grey.

visiting public library in my hometown and found this cute book

Saturday 24 December 2016

MAKAN DI RUMAH

The strawberry is not that sweet, but the best thing ever happen in my life is my family. Oh yeah...J


Jepretanku. Hasil panen dari kebun kecil sepupuku.

Apa kabar?
Yah.. maaf ya, telat lagi. Padahal janjinya, mau post tiap Jumat.

AnywaySabtu kemarin saya pulang kampung karena ada tugas negara yang harus segera dikerjakan. Tapi sama aja, sampai balik ke jogja tugasnya belum kelar-kelar juga. Oh, please…

Oke. Sesuai judul, saya akan berbagi menu makanan yang saya lahap selama di rumah. Semuanya mengandung unsur Ca alias cabe. Entahlah, meski ada yang bilang saya tak suka pedas, tapi percayalah.. makan nggak pake sambel itu nggak enak.

Menu pertama begitu mendarat, maksudnya turun dari bus, adalah lontong kikil dan bakso di suatu tempat yang saya lupa namanya. Pokoknya dekat daerah Kertosono gitu. Karena lagi nggak pengen kikil dengan porsi banyak dan mau kuah bening, panas, nan pedas, saya pun pesan bakso. Namun demikian, masih dapat juga hasil curi-curi kikil dari mangkuk tetangga. Hihi.

Oh iya, meski ini cerita tentang makanan, saya harus mohon maaf karena tidak bisa menyertakan foto sebab begitu menikmati makan, jadi lupa jeprat-jepret deh. Tapi nggak lupa doa koq.

Menu kedua adalah masakan Budhe. Sebenarnya Budhe masak lodeh kacang panjang, tapi yang justru menarik perhatian mata dan lidah saya adalah semangkuk oseng pepaya sisa kemarin. Seingat saya dulu waktu kecil, oseng pepaya adalah salah satu menu favorit saya. Sepertinya sekarang juga masih. Bedanya, dulu hanya dikasih kecap karena saya memang nggak suka pedas waktu kecil. Sekarang? Yang pedes dong… Pakai nasi hangat, lauk tempe goreng, hmmmm mantap dah!

Setelah kenyang, saya dan sepupu jalan-jalan lihat yang ijo-ijo. Nah, menu paling menggemparkan jagad lidah saya adalah setelah adegan jalan-jalan ini.

Benar juga kata sepupu saya waktu itu. Kalau main ke Ngentrong pasti disuruh makan. Inilah asyiknya waktu pulang atau berkunjung ke sodara. Dipaksa makan J

Terus apa sih menunya? Ini salah satu makanan khas di bumi Trenggalek. Lodho ayam. Kali ini beneran deh, pedes mampus, richeese factory kalah deh (Padahal belum pernah coba. Haha.) Kata Emak sih nggak pedas. Tapi saya lupa kalau level pedas orang itu beda-beda. Seberapa pedas? Pokoknya kalau yang lagi pilek, bisa langsung sembuh tuh. Ingus keluar semua. Haha. Untung Emak lagi ngupas jambu biji. Lumayan lah, bisa jadi pendingin lidah yang terbakar asmara. Eh.

Nggak. Saya nggak kapok kalau disuruh makan masakan Emak lagi. Hanya saja, harus lebih persiapan amunisi seperti minum, tisu, dan mungkin beberapa biji permen. J

Hari berikutnya, sebelum balik ke Kediri, saya mampir ke rumah Bulik. Tujuan utama adalah ketemu adik kecilku yang lucu nan menggemaskan. Eh, dapat bonus gule kambing yang meski tak terlalu pedes tapi nggak kalah mak nyus. Makan lagi.. padahal sebelumnya sudah sarapan ikan laut masakan Budhe. Awalnya sok nolak tawaran Bulik gitu. Karena masih kenyang. Dan… waktu pun berjalan. Setelah main dhelikan alias hide and seek dengan dedek akhirnya tergoda juga untuk makan.  Makan teruuuus. Ya, begitulah. Alhamdulillah. Intinya, makmur banget kalau di rumah.

Quotes of the day:
Jagalah silaturahim. Sempatkanlah datang menemui saudaramu.
Ketuklah pintu-pintu mereka, maka kamu akan ditawari makan.

Ini quote ngawur banget. Ambillah yang benar saja ya. Haha.

Nah, kalau yang satu ini lagi nge-hits banget di Jawa timur. Namanya “Sempol”. Awal kemunculannya adalah di Malang. Semacam tempura, sosis ayam, atau cilok gitu, yang dicelup telur dulu sebelum digoreng. Saya baru tahu ada jajanan ini ya waktu pulang itu. Jajanan sekarang memang sangat inovatif. Sampai-sampai Bapak Polisi menghentikan mobil patrolinya untuk jajan sempol. Luar biasah..!


 ini buktinya

menurut si ahli survei jajanan di kalangan keluarga kami, sempol osin ini yang paling enak

ini penampakannya




Saturday 17 December 2016

PISANG DAN CICAK

Apa kabar?
Sorry for the 1 minute late post.

Ini hari jeruk, tapi saya akan membicarakan pisang dan cicak.

Keduanya tidak memiliki hubungan darah sama sekali. Cicak juga tidak makan pisang. Keduanya juga bukan selebritis terkenal atau politikus papan atas. Tetapi keduanya telah memenuhi hari-hari saya selama sepekan ini. Dari kedua makhluk ini, saya kembali diingatkan tentang bab rejeki dan bekerja. Maka sudah sepantasnya nama buah dan binatang ini dicatat.

Ini tentang si cicak. Binatang yang paling tidak kusuka di muka bumi ini.

Masih ingat lagu cicak-cicak di dinding? Cicak yang hanya mampu merayap itu hebat sekali ya. Dia bisa menangkap nyamuk yang bisa terbang. Mengukur dengan logika akal manusia, kita pasti heran. Koq bisa-bisanya binatang yang tak mampu terbang ini, makanannya justru adalah nyamuk dan mungkin serangga-serangga terbang lainnya. Sedemikian bodohkah nyamuk hingga ia terbang dekat-dekat dengan si cicak yang bisa sewaktu-waktu menjangkaunya? dan… Hap! Lalu ditangkap.

Itulah yang membuat saya kembali diingatkan akan kebesaran dan kuasa Allah subhanahuwata’ala. Allah datangkan rejeki si cicak dari arah yang sungguh tak terduga. Allah menjamin rejeki makhlukNya. Terpenuhilah kebutuhan perut si cicak itu. Keren kan..

So, saya diingatkan lagi bahwa, hey! Rejeki kita sudah dituliskan semenjak dalam kandungan. Tugas kita hanyalah berusaha mencarinya. Tugas kita adalah hanya harus bangun pagi, lalu mandi, dan berjalan bertebaran di muka bumi di siang hari untuk bekerja. Merayap bak cicak. Masalah kapan dan bagaimana rejeki itu datang, Allah sudah atur semuanya. Percaya saja padaNya.

“Justru sebab riqi kita telah dijaminkan, maka makna kerja kita adalah pengabdian seutuhnya kepada Allah. Justru sebab kita tahu bahwa bekerjanya kita maupun karunia yang dilimpahkan melaluinya keduanya sama-sama anugerah Allah ‘Azza wa Jalla, maka bekerja sudah seharusnya ditunaikan dalam gembira. Justru sebab kita tahu bahwa kerja kita bukanlah penentu dari apa yang kita nikmati, maka bekerja sudah seharusnya merupakan bentuk luapan syukur kita pada Dzat yang Maha Bijaksana.”(http://salimafillah.com/bekerja/)

Itu juga yang membuat saya merasa…

I have butterflies flying
Around inside my tummy
When I'm with you
(Butterflies in My Tummy - by Mocca)

waktu mendapat pisang dari seorang teman.

Sejak pagi saya membayangkan, ah pasti enak makan pisang. Oke nanti siang sajalah beli pisang. Tapi kemudian saya lupa mau ke warung setelah menunaikan pekerjaan rumah (baca: kos). Lalu seorang kawan minta dijemput di halte Trans Jogja. Saya pun berangkat, sekalian mampir makan siang (sarapan yang super terlambat). Ternyata rute perjalanan bus yang dinaiki kawan saya cukup jauh. Sambil menunggu saya pun membaca buku. Lumayan, untuk bahan skripsi.   

Setelah beberapa menit berlalu, kawan saya pun datang dan…. kalian tahu apa yang terjadi?

Pisang. Dia mengeluarkan tiga buah pisang dari dalam tasnya dan memberikannya padaku.

Masyaa Allah. Bahkan yang tak kunyatakan, Allah mendengarnya. Luar biasa. Kalau sudah rejeki memang tak akan kemana. Allah yang atur, Allah yang beri, dengan perantaraan makhluknya di muka bumi ini. Kita hanya harus bangun pagi, lalu  mandi, dan berjalan bertebaran di siang hari, bekerja mencarinya.

“Boleh jadi kau tak tahu di mana rizqimu”, demikian Imam Al Ghazali berpesan, “Tetapi rizqimu tahu di manakah Engkau. Jika ia ada di langit, Allah akan memerintahkannya turun untuk mencurahimu. Jika ia ada di bumi, Allah akan menyuruhnya muncul untuk menjumpaimu. Dan jika ia berada di lautan, Allah akan menitahkannya timbul untuk menemuimu.”


Tidak juga ada yang akan menyangka kalau pekan ini, saya bisa pegang kamera mahal, belajar menggunakannya, dan bertemu dengan makhluk-makhluk hijau nan cantik ini. Menyejukkan.


Lagi-lagi ke Ullen Sentalu

Friday 9 December 2016

ANAK ALAM ATAU ANAK CAFÉ?

… yang penting jangan sampai jadi anak alay.

Apa kabar?
It’s my life update.

Saya juga bingung menjawab pertanyaan di baris judul itu karena semua bukti menunjukkan bahwa saya lebih banyak duduk di dalam ruangan ber AC daripada menikmati tanah dan udara bebas. Ya, silahkan nilai sendiri ya J

Tiga tempat pertama adalah kawasan wisata alam. Tiga tempat berbeda dengan tiga motif kunjungan yang berbeda pula. Lokasi pertama adalah Hutan Kota Trenggalek. Tepatnya di Gunung Ja’as. Motifnya adalah survei lokasi penelitian. Yes, for your information, saya masih terikat kontrak dengan kampus. Lokasinya berbukit-bukit. Silahkan mampir ke huko-trenggalek.blogspot.co.id untuk mendapat lebih banyak infromasi tentang tempat ini. Mungkin nanti saya akan tulis khusus pengalaman dengan Hutan Kota ini. 

1

Lokasi kedua adalah Kebun Buah Mangunan. Komplit sekeluarga kesana. Dalam rangka reuni. Haha. Ada yang lagi kangen emak. Jadi kita kumpul di Jogja. Ini foto yang diambil my one and only sibling, Jeff. Itu yang dipojok. Yang cuma kelihatan ujung dengkul dan sepatunya. Aduh, bahasaku gado-gado. Ya, sudahlah. Demikian adanya. Suka. Suka banget sama foto ini.

2

Well, lokasi ketiga adalah.. Oh maaf ya saya hanya menyertakan gambar daunnya saja. Itu adalah sehelai daun yang jatuh dari sebuah pohon yang tumbuh di kompleks Museum Ulen Sentalu. Tidak diperbolehkan mengambil gambar sembarangan. Maka demi kebaikan bersama, hanya daun gugur ini yang menjadi saksi. Niatnya ke sini adalah belajar dari senior yang sedang penelitian. Lumayan juga bisa masuk lagi ke museum ini untuk kedua kalinya. Hehe. Ini museum keren. Banyak harta benda kerajaan di dalamnya. Tapi yang kami teliti bukan itu, bukan benda ciptaan manusia, melainkan harta benda yang langsung ditumbuhkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Pohon.

3

Nah itu dia, yang ijo-ijo.

Kalau yang ini.. apa ya.. yang remang-remang. Weits.. eh tapi iya, pulang dari tempat-tempat ini isi dompet bisa jadi remang-remang. Haha.

Ini adalah restoran di Hotel Harper, namanya Roaster and Bear. Nah, sebenarnya tempat ini asik. Interiornya. Tapi karena saya tidak mengetahui status halalnya saya jadi ragu. Yang mungkin sempat baca poin ini dan tahu, tolong infokan ke saya ya. Terima kasih. Jadi, akhirnya sebelum ke tempat ini, saya dan seorang kawan yang menjemput saya makan dulu di warung Gule Kepala Ikan di Jalan AM Sangaji. Kami pesan yang kuah tomyam (nggak penting ya. Hah.)

Oh ya, beberapa waktu sebelumnya, saya dan kawan saya ini (masih orang yang sama) nge-net gratis (tapi makannya nggak) di Chez Moi Sagan. 

4

Lanjut…
Gambar kelima adalah sisa-sisa peradaban dari spesies pizza dan kopi. Kami, Jogjakarya Crew (ah yang ini nanti di tulisan selanjutnya ya) menghabiskan waktu bersama di Tickles. setelah sebelumnya 2 hari full workshop penulisan ilmiah di kampus. Sekaligus gajian bulan November. Ini. Ini. Jangan ditiru ya. Baru gajian tak seberapa sudah dipakai main. Oops.

5

Terakhir... masih bersama Jogjakarya Crew.
Alhamdulillah, traktiran. Udah gitu aja? Iya. Ini pertama kalinya saya ke warung ini jam 9 pagi. Anyway, terima kasih buat yang suka warna pink atas makanannya. Semoga tercapai semua angan dan cita-citamu. Amin.

6

Thursday 8 December 2016

Hellooow

Wah, sudah lama sekali saya tidak menulis. Rindu sekali. Pagi ini setelah subuh, saya buka blog-blog saya (banyak, tapi lama tak terurus semua J), saya baca satu per satu. Nggak sangka saya bisa menulis begitu. Hehe. Oke, ini catatan singkat saja. Ingin menyapa kalian yang di sana. Saya akan kembali mencatat, menulis, corat-coret. Ini janji. Seminggu sekali saya akan kembali ke sini. Insya Allah. Ok, itu saja. See you on Friday… Eh, besok yah?


Tuesday 18 October 2016

"PRIBADI HEBAT"

picture source: http://gemainsani.co.id/index.php/web/semua_produkgip/224


Penulis
Prof. Dr. Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah)
Genre
Motivasi
Penerbit
Gema Insani
Tahun terbit
2015
Tebal
178 halaman

Hal pertama yang membuat saya tertarik dengan buku ini adalah kutipan di sampul belakang, “Dengan apa kita membuat orang menjadi tertarik?”

Saya jarang sekali membaca buku yang sengaja dilabeli buku motivasi. Saya lebih suka membaca biografi orang-orang keren dan belajar dari pengalaman mereka. Tetapi saya akui bahwa membaca karya ini adalah sebuah takdir indah yang berawal dari tugas di kelompok belajar. Sudah terpikir akan membahas buku Buya Hamka tetapi bingung juga mau buku yang mana. Karya beliau yang pernah saya baca sangat sedikit, antaranya, secuil Tafsir Al-Azhar dan di Bawah Lindungan Ka’bah. Akhirnya, malam itu saya bertandang ke kamar sebelah dan menemukan buku ini. Pribadi Hebat. Saya percaya ini bukan kebetulan. J

Buku ini terbit pertama kali dengan judul Pribadi pada tahun 1950 dan cetakan ke-sembilannya dicapai tahun 1974. Meskipun ditulis lebih dari 65 tahun lalu, tujuan dan isi buku yang ingin beliau sampaikan masih sangat relevan karena menyangkut pembicaraan tentang diri pribadi. Saya pikir karya ini adalah sebuah nasihat yang sangat dibutuhkan generasi ke generasi.

Terbaca dengan jelas dalam pendahuluan bahwa Buya Hamka mengharapkan manusia suatu bangsa, khususnya bangsa Indonesia agar dapat menjadi pribadi-pribadi hebat yang akhirnya membentuk suatu bangsa yang hebat pula. “Kemajuan pribadi suatu bangsa dan kemerdekaannya tidak akan tercapai jika belum ada kemajuan dan kemerdekaan pribadi individu”.

Buku ini memberikan penerangan atas pertanyaan, mengapa ada manusia yang bisa melakukan lebih dan menjadi istimewa untuk diperbincangkan terlepas ia orang terkenal atau kalangan biasa. Secara runtut dan tidak terasa menggurui, Hamka menuntun pembaca untuk menemukan kekuatan dalam pribadinya agar menjadi individu yang lebih baik melalui penjelasan yang tidak membosankan dari satu bab ke bab berikutnya. Kita bisa menemukan ulasan dan nasihat beliau tentang faktor apa saja yang memunculkan pribadi, bagaimana menguatkan pribadi, dan hal-hal yang dapat melemahkannya.

Buku yang tidak tebal ini terbagi menjadi 10 bab. Dengan kalimat-kalimat yang menggairahkan, Hamka membuka dengan menjelaskan apa itu pribadi. Manusia tidaklah sempurna, pastilah punya kekurangan, tetapi pribadi seperti apa yang tumbuh atau seharusnya kita tumbuhkan dalam diri kita? Janganlah sampai menjadi pribadi yang kedatangannya tidak menggenapkan dan kepergiannya tidak mengganjilkan (hal 4). Pada bab-bab berikutnya, Hamka banyak menyisipkan contoh tokoh-tokoh dunia yang memiliki daya tarik dalam kepribadiannya, baik tokoh islam, negarawan, hingga penyair, dalam dan luar negeri. Nampak di sini bahwa beliau sangat luas wawasannya dan berpikiran terbuka.

Dari segi cetakan, menurut saya cukup bagus. Tulisannya enak dibaca dan ada highlight kutipan-kutipan penting. Satu hal yang mengganggu meskipun tidak banyak adalah keterangan beberapa istilah atau nama asing tidak ditulis di catatan kaki melainkan diletakkan di endnotes. Jadi harus membolak-balik halaman saat membaca. Kemudian ada juga beberapa kesalahan ketikan.

Demikian kesan saya terhadap buku ini. Berikut saya lampirkan kutipan-kutipan favorit saya dari buku ini.

Halaman
Kutipan
3
Orang Arab berkata, “Apabila sesuatu telah sempurna, jelaslah kekurangannya.”
4
Kedatangannya tidak menggenapkan dan kepergiannya tidak mengganjilkan.
15
Berapa lama perjalanan dari masyrik ke maghrib?
Ali : sehari bagi matahari
Berapa ribu tahun perjalanan dari bumi ke langit, pulang pergi?
Ali : hanya satu detik saja bagi doa yang mustajab
28
Keberanian adalah menunjukkan kesanggupan manusia menempuh hidup, mudah atau sukar.
35
Lukman Hakim mengatakan, tidaklah dapat kita mengenal seseorang melainkan pada tiga waktu:
1.       Tidak dapat diketahui adakah seseorang itu pemaaf melainkan ketika ia marah.
2.       Tidak dapat dikenal orang yang berani melainkan pada waktu berjuang.
3.      Tidak dapat dikenal sahabat melainkan pada waktu susah.
38
Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun, tidak jujur, itu sulit diperbaiki. –Bung Hatta-
41
Lahir, menangis, meninggal.
45
Yang sangat diperlukan adalah bekerja agar orang lain dapat menentukan tempat kita.
110
Bacon mengatakan, “Nyalangkanlah mata waktu berjalan karena di tengah jalan pasti akan bertemu dengan kesempatan. Adapun kesempatan itu sendiri buta. Peganglah dia kuat-kuat. Karena datangnya tidak member tahu, perginya pun tidak pula.”
139
Ketika memukul, hendaklah memukul sampai hancur.
Ketika bertahan, hendaklah menahan pukulan walaupun betapa hebat datangnya.
Siapa yang lebih dulu berhenti, itulah yang kalah.
146
Pujian tidak mengenyangkan perut, celaan tidak membunuh.
155
Yang melemahkan semangat ada dua perkara yaitu prasangka dan hati busuk.
Campurilah masyarakat dan berdiri di tengahnya. Jangan menerawang langit seorang diri.

Ini buku keren… J

Thursday 25 February 2016

THE GIRL AND A PILE OF BOOKS

Intro:
Ada 2 pemain film KMGP sedang ngopi starbucks di depan mata...

Dan.. begitu saja. Haha.
-------------------------------------------->

Oke. Masuk ke pokok bahasan...
Tidak banyak yang bisa saya ceritakan tentang buku di sini.

Entahlah.
Ia adalah si tak hidup yang menggairahkan dan membosankan.
Tak perasa yang menyakitkan dan menggembirakan.
Perjalanan sekaligus tempat berdiam.
Tutur yang mampu melintasi jaman.
Rapuh yang membakar.
Begitulah.

Entah sejak kapan “membaca” jadi salah satu bahan wajib untuk diisi di kolom hobi. Dengar-dengar, orang yang hobi baca itu keren. Nah, mungkin sejak itulah saya memutuskan untuk menjadi salah satu orang keren di dunia ini. Namun, meski demikian saya nggak memaksakan diri untuk membaca setiap buku yang baru keluar atau sedang ramai dibicarakan. Saya bukan editor, tetapi penikmat karya baik fiksi maupun non fiksi, sastra maupun non sastra. Maka, sebagaimana penikmat kopi, saya juga pilih-pilih jenis kopi mana yang mau saya sruput.

Buku pertama atau mungkin lebih tepatnya yang sering saya baca sewaktu kecil selain buku belajar membaca dan berhitung adalah buku-buku semacam 25 nabi, kisah nabi khidir, dan siksa api neraka (ini buku serem banget nggak sih? Anak 90-an pasti paham deh, haha). Buku-buku itu dibelikan oleh ayah tercinta. Kalau nggak salah ingat belinya di alun-alun. Harganya masih empat digit.

Kenapa suka buku? Saya pernah cicit cuit di twitter (@master_bee-_hiro) begini...

      when I lost my sight, the book saved me

buku? karena ia mengijinkanq menikmati gunung yg mungkin tak sempat kujejaki. hutan utk kujelajahi, atau sungai yg deras dan keruhnya kusegani

Oleh sebab itulah, kalau ada buku yang difilmkan, saya lebih memilih baca bukunya dulu baru nonton filmnya. Kenapa? Karena visualisasi yang dibuat oleh sang sutradara berpotensi merusak seindah-indahnya bahkan seburuk-buruknya imajinasi yang sudah saya bangun dengan susah payah.

Well, ini dia lima buku yang cukup mempengaruhi saya sementara ini...
1.         Sokola Rimba – karya Butet Manurung
Semua bagian adalah favorit. Tapi yang paling favorit adalah surat wasiat yang ia tulis saat pertama kali datang ke lingkungan orang rimba dan harus tidur sendirian di kedalaman hutan. Kocak.
Ya, saya suka model tulisan seperti ini. Lihat saja buku favorit kedua saya ini...
2.         Anak-Anak Angin – karya Bayu Adi Persada
I love how he overcome every obstacle to teach the kids and gave them the best experience as children and student.
3.        Into the Wild – karya Jon Krakauer
Buku ini pernah saya bahas sebelumnya. Tulisan ini membuat saya jatuh hati dengan penulis dan jurnalistik.
4.        Citizen Journalism – karya Pepih Nugraha
Melalui buku ini saya jadi lebih bersemangat nge-blog. Yah, meski begini-begini saja. Haha. Kesimpulannya, dunia jurnalistik sekarang bukan hanya milik jurnalis arus utama.
5.        Edensor – karya Andrea Hirata
Satu-satunya karya Andrea Hirata yang saya baca secara utuh dan bikin ketawa dari awal hingga akhir.


Oke. Itu saya. Kalau kamu?