Sunday 17 September 2017

CAN’T LIE: MASIH ANAK SENI RUPA

Guys, my hand can’t lie…

So, thank you for the 100K followers on my instagram @septianajaya.m
Can you believe it? You better check them out yourself J

By the (almost) end of this beautiful year I decided to rearrange my instagram feeds. It doesn’t mean I will put aside the earlier pictures. I will just post the later feeds in different style.

 picture of me and my fortunate thumb, the almost can’t move thumb

27 years to go,  I think I can drive my hand to a different path, but fortunately, yes fortunately, it goes back to its original desire, and what is that? ART. Well, all I can say is, it’s the first time of everyone’s life, so I think this (almost) 27 years is not a guarantee for a human like me to finally understand myself. But I promise I’ll keep on track.

I don’t know what will happen tomorrow but all I know is now I am into my drawing notes again. Pretty simple. I use “Notes” apps. Yes, the one you have in your smartphone. Every night before going to bed I try to summarize that one-day-experiences into one or two illustrations and write the most suitable captions I could think to translate the pictures into words. Although picture talks more than words. J Then, edit it if necessary and post it the next morning (thank you for the generosity of my campus who shares the internet access).

Well, that’s just my super little part of adventure. My second cascade is knitting. I’ll tell you next time about me who wants to be known as “the girl who knits on train”. Haha..  

In summary, I love everything borns from my hands and much more respect for the artists, crafters, and content creators out there. See you…

I love every moment with you
And I want you to know I do
I’m alive..
 yeah I’m alive..
(Love Every Moment  by Thom Franck, Jacob Wellfair, and Jamie Elder)

#notes #sketch #artdicted #iamme #dalivanpicasso 

Monday 11 September 2017

PUBLIC TRANSPORTATION DISCIPLINE

Stasiun Lempuyangan pukul 3 pagi

Hi, I'm the girl who knits on train (Kahuripan) Haha, nice to meet you.. 
kindly check my work on instagram @wol_knit and my sketch @septianajaya.m


I used to like riding bus, but recently I prefer having journey on train. I'll tell you why.. It's thrilling... Train, I'm back!

Kapok? Nggak. Bukan karena kapok naik bus Jawa Timur yang lebih sering muter lagu dangdut (oh please, I prefer RnB and hip hop, or well let's just listen to the silence)..., tapi karena waktu and lifestyle. Wohooo..

Setelah dulu pernah ketinggalan kereta beberapa kali, saya jadi lebih memilih naik bus yang jadwal berangkatnya lebih fleksibel. Yup, bus Jogja-Surabaya PP ada terus, 24 jam, ya tentu dengan segala resiko kebut-kebutan kalau jalan malam. Jadi, kapanpun pas tiba-tiba pengen pulang, bisa langsung cuss tanpa harus repot pencet-pencet pesenan online atau ngantri beli tiket di stasiun, dan kadang kehabisan.

Namun demikian, kita tidak tahu apa yang akan kita lakukan esok hari, apa yang akan kita suka dan tidak suka esok pagi. Preferensi saya balik lagi ke moda transportasi massa berjenis kereta api asuhan PT. Kereta Api Indonesia, terutama untuk perjalanan ke kota yang cukup jauh dan dilalui kereta api. Alasannya?

Suatu hari ada Si Ilham yang ngetuk-ngetuk pintu kamar kos. Setelah pintu saya buka, Si Ilham pun membagi pemikiran ini. Bahwa pilihan alat transportasi kita menunjukkan bagaimana kita ingin menjalani hidup yang super pendek nan penuh onak dan duri ini. Wuih, daleeem.

Nah. Bus selama ini memberikan lebih banyak keleluasaan pada saya dalam memilih jam keberangkatan, tidak seperti kereta yang pilihannya lebih terbatas baik jadwal maupun kursinya. Tetapi hal itu ternyata tidak mendidik saya untuk well prepared. Dengan kembali menggunakan jasa kereta api berarti saya harus lebih awal merencanakan waktu keberangkatan, lalu kapan, dimana, dan bagaimana harus memesan tiket. Saya juga harus menyesuaikan jam berangkat dari kos atau rumah agar bisa tepat waktu sampai di stasiun, lalu mencetak boarding pass dan akhirnya bisa naik gerbong. Jadwal sampai di kota tujuan juga hampir bisa dipastikan (pelayanan PT. KAI sekarang kan udah joss), sehingga memudahkan perencanaan perjalanan selanjutnya.

Mohon maaf, bukan bermaksud mengesampingkan bus atau mengatakan bahwa pengguna jasa bus tidak belajar disiplin. Well, it’s just me and my life. Ini hanya pandangan dan pengalaman saya saja tentang apa yang sepertinya lebih cocok bagi kesehatan jiwa dan raga saya. Loh. Haha. Tapi naik kereta juga lebih nyaman sih, dilihat dari segi ketepatan dan kecepatan waktu perjalanan. Pintar-pintar pilih gerbong yang sesuai kantong aja dan bikin perencanaan jauh-jauh hari.

Udah, sekian aja. Selamat jalan-jalan.
#kapannaikpesawatlagiya