Friday 13 April 2018

THE POSTCARD (2)

Waaa… a lot has happened in my life… now is time to share it with you again…
Long story short (next writing material) I have finished my school life for now.
Going back to society and moving on.

Materi pertama dalam “comeback” saya kali ini adalah seputar update terbaru dari dunia persilatan postcrossing yang saya jalani beberapa bulan ini. Hmm.. memang belum banyak yang saya kirim dan terima. Sejauh ini ada 8 kartu pos terkirim dan diterima dengan selamat oleh sahabat pena nun jauh di sana. Ada juga 1 yang keselip entah di mana dan tak pernah sampai. Sementara ini  Pak Pos sudah cukup sering berkunjung ke rumah mengantarkan 12 kartu pos dari berbagai belahan dunia. Wohooo... Pengen deh besok kalau ada yang antar lagi bisa ketemu Pak Pos secara langsung terus bilang “makasih, Pak”. J Karena biasanya selalu diselipkan di bawah pintu.


Jadi guys, saya gabung di postcrossing.com dan anggota terbanyak yang aktif berasal dari Amerika, Rusia, Jerman, dan Taiwan. Nah, gegara (bahasa Kirana yang mulai populer di kalangan sendiri) itu kebanyakan saya kirim ke dan terima dari ketiga tempat itu. But sure, so far seru deh bisa baca pesan-pesan dari tempat yang jauh. Beberapa cerita tentang hobi dan minatnya, terus yang lain nulis tentang tempat-tempat seru dan bersejarah di negara mereka. Kalau aku sih kemarin nulis kegiatan sehari-hari dan hobi. Oh ya, sebelum sidang skripsi saya minta didoain juga biar lancar. Haha. Apa aja yang waktu nulis lagi di pikiran ya itu yang saya tulis. Kegiatan ini juga bikin inget si Christopher Johnson McCandless. Dia kan sering berkirim postcard ke sahabatnya Wayne. Well, I may have no courage to travel like him, but no reason to not to connect to the world. Oh ya, dalam film “Loving Vincent”, Vincent van Gogh juga diceritakan suka kirim postcard dan surat ke saudara laki-lakinya, Theo. See, selembar kartu pos yang hendak dikirim Armand Roulin menuntunnya ke perjalanan menemukan kisah hidup Vincent dan Theo van Gogh yang ternyata… menarik (baca sendiri ya kisah mereka, kalau sempat dan nemu filmnya, tonton deh, sukaaa).



Sejauh ini saya paling suka kartu pos bertema sejarah dan seni seperti 5 kartu pos dari 5 negara berbeda berikut.



Sewaktu ke Togamas Yogyakarta saya menemukan kebahagiaan selain buku dan ia berbentuk kartu pos unik dan menggemaskan berikut. Kartu pos produksi Tukartu Postcard ini bertema budaya Indonesia dengan penjelasan berbahasa Inggris di halaman untuk menulis pesan. Membantu banget pas bingung mau tulis pesan apa. Tinggal tulis alamat tujuan, tempel perangko, kirim deh. Desainnya itu lho… gemazzz….



Last but not least, waktu beberes barang-barang nemu kartu pos dari sepupu sewaktu dia sekolah di Mesir. Yeaaay… betapa bahagianya… punya banyak teman, betapa senangnya.. (eh lha malah nyanyi.. haha). Oke, jadi di dalam amplop ada surat dan 2 kartu pos masih utuh yang dikirim tahun 2005. Suratnya cerita tentang gimana cara naik haji kalau berangkat dari Mesir. Kalau membaca isi surat ini kayaknya sih sebelumnya saya kirim surat dulu dan tanya perihal perjalanan haji ini. Semacam surat balasan gitu. Haha. Udah lupa, ternyata kehidupan surat-menyurat saya sudah dimulai sejak cukup lama.



Ojeh (ikut-ikutan bahasa Hobri “Sirkus Pohon-Andrea Hirata”) segitu dulu cerita-ceritanya… Happy Postcrossing!

#connectingtotheworld
#talkingtopeople
#globalcitizen