Thursday, 2 April 2020

"AKU DAN BUKU #2"

Perempuan-Perempuan yang Mencintai Buku



Penulis: 
Ale Siregar, dkk
Genre:
Non-Fiksi
Penerbit:
Radio Buku Yogyakart
Terbit:
September 2017
Tebal: 
171 halaman

“Buku ini lahir dari proses belajar bersama selama tiga purnama dalam Kelas Radio Buku yang diselenggarakan secara berkesinambungan. Kegiatan yang dituntun secara ketat oleh kurikulum berbasis akademi komunitas ini menjadikan buku ini sebagai bukti lulus atau “ijazah” bahwa pembelajar telah menyelesaikan proses belajar bersama tentang tiga laku utama: membaca, mengelola-memproduksi informasi, dan menulis.”

Kutipan di atas mengawali perkenalan dengan buku yang dicetak terbatas ini. Beruntung sekali saya masih diperkenankan oleh kakak-kakak Radio Buku yang baik hati dan tidak sombong untuk mencetak nama dalam “ijazah”. Karena saat proyek ini berjalan, saya kabur karena sok menyibukkan diri di kampus. Hehe. Setidaknya kan nanti bisa jadi bahan cerita ke anak cucu. J

Asing tapi menyenangkan. Itulah kesan selama belajar bersama teman-teman baru di komunitas Radio Buku. Saya lupa awalnya bagaimana bisa mendapat informasi tentang magang di markas booklover ini. Tapi saya bersemangat sekali ingin belajar hal baru saat itu. Niat utama saya adalah membebaskan diri untuk berani mengenal lingkungan baru dan memperluas wawasan terutama yang bersinggungan dengan manusia-manusia yang mencintai buku.

Buku ini berisi pengalaman membaca 19 perempuan tentang buku-buku yang berpengaruh terhadap diri dan kehidupan mereka. Bagi saya sangat menarik ketika perempuan dan buku dipertemukan. Perempuan adalah madrasah alias sekolah pertama bagi anak-anaknya, maka menurut saya sangatlah penting bagi perempuan untuk selalu belajar. Salah satu media belajar adalah buku. Bacaan. Wawasan ibu yang luas pasti akan berpengaruh terhadap proses belajar anak. Anak akan lebih mudah akrab dengan buku jika orang tuanya juga suka membaca. Sebagaimana dituturkan dari pengalaman masa kecil perempuan-perempuan dalam buku ini.

Membaca buku ini secara tidak langsung juga bisa jadi referensi bagi yang sedang bingung ingin membaca buku apa. Seperti misalnya judul yang paling sering disebutkan berpengaruh di jaman kecil mereka yaitu Lima Sekawan karya Enid Blyton. Judul buku yang seingat saya belum pernah saya baca dan jadi pengen baca.

Saat membaca buku ini saya diingatkan lagi dengan dua judul buku yang menurut saya cukup berpengaruh bagi saya dalam memandang dunia dan bersikap. Mereka adalah Winnetou 1 yang dengan rajin saya baca saat istirahat sekolah di SMA dan Chicken Soup for the Soul yang jadi salah satu buku favorit di masa SMP. Sebenarnya masih banyak buku lainnya (pernah saya sebutkan di sini https://isi-tas.blogspot.com/2016/02/the-girl-and-pile-of-books.html) karena saya yakin bahwa sedikit atau banyak, setiap apa yang pernah kita baca memiliki pengaruh terhadap pemikiran kita.

Ya, memang se-keren itulah buku. Yuk membaca!


Monday, 23 March 2020

SIBUK ITU BAIK (3)



Disclaimer: tulisan ini semacam curhatan dari Mamak baru.

Sudah dua puluh tiga hari hidupku diwarnai oleh tangis dan poop bayi. Semua yang pertama selalu butuh penyesuaian. Pertama menikah, pertama bersama orang asing, pertama hamil, pertama melahirkan, pertama bersihkan poop dan ganti pampers bayi, pertama gendong bayi, dan.. pertama kali belajar memahami kemauan anak sendiri.

Well, bahasa pertama bayi adalah tangisan. Hal ini harus disadari oleh semua pihak. Menangis adalah wajar bagi bayi. Tapi ya harus segera ditolong, dibantu memenuhi keinginannya agar tangisnya tidak berubah menjadi amarah yang menjadikan seisi rumah turun derajat warasnya dan mulai ikut-ikutan marah.

Saya pun belajar. Dua malam ini kami, Mamak dan Ayah baru ini, berkesempatan menjaga dan merawat si anak bayi hanya berdua. Ibuk pulang dulu untuk istirahat dan memang berniat pulang dulu agar Mamak dan Ayah baru ini belajar merawat anak bayi secara mandiri. Ya, memang awalnya berat melepas kepulangan Mbah Uti dan Tung, tapi kami harus mencoba. Satu yang paling saya khawatirkan adalah saat tiba waktunya anak menangis dan tidak kunjung tenang walau sudah diberi ASI. Biasanya akan langsung digendong oleh Mbah Uti dan dia pun cepat tenang. Buah dari kesabaran Mbah Uti. Saya sendiri sangsi terhadap kesabaran diri ini saat menghadapi situasi yang serupa.

Satu nasehat ibuk yang akan saya ingat, “Harus sabar merawat anak. Kalau ibuknya marah atau kesal, nanti air ASI nya panas, anak tambah rewel.” Oh ibuk, semoga Allah karuniakan usia yang berkah dan bahagia untuk ibuk.

Alhamdulillah, proses penyesuaian dan belajar bertiga saja mampu kami lalui dengan baik. Sekarang bahkan saya sudah nggak terlalu mellow seperti awal-awal harus jaga bayi sendirian. Setelah dua malam ini, saya pun mendapatkan kembali kepercayaan diri sebagai seorang ibu baru bagi sebuah kehidupan. Saya berhasil kembali ke rasa syukur tak terhingga. Saya kembali diingatkan bahwa sekarang dengan hadirnya buah hati kami, berarti hari-hari akan semakin disibukkan dengan kebaikan. Insya Allah waktu akan semakin berkah bermanfaat jika saya bisa menikmati nikmat mengurus bayi sendiri. Aamiin.

Hadirnya Dedek membuat saya harus menyesuaikan lagi kegiatan sehari-hari agar tetap happy dan pekerjaan rumah selesai dengan baik. Membiasakan diri dengan jadwal baru selalu tidak mudah, tetapi Alhamdulillah setelah mampu melihat dengan baik dan menemukan bahagia, apapun yang harus dikerjakan dan dilalui tidak lagi menjadi beban. Insya Allah. Semoga tetap dalam kesabaran, ilmu yang cukup, dan iringan doa-doa terbaik untuk Si Anak Bayi.



Pola tidur Anak Bayi masih terbalik, kalau siang tidur terus dia, sedang kalau malam bangun dan mulai gelisah. Pagi, selama dia tidur setelah nenen, Mamak bisa mandi, mumpung ayah belum berangkat kerja jadi bisa dimintai tolong jaga Dedek. Beres-beres sedikit, terus menyiapkan perlengkapan mandi Dedek. Oh ya, selama satu bulan pertama ini saya pakai jasa perawat dari RS untuk memandikan. Saya belum berani, Mbah Uti juga sama. Sekalian ternyata bisa ngobrol dan mendapat beberapa tips per-bayi-an.

Selesai mandi, dedek pun berjemur. Kenapa nggak berjemur dulu baru mandi? Ini sih fleksibel. Tergantung jam kedatangan perawat dan waktu munculnya matahari yang akhir-akhir ini suka malu-malu di pagi hari. Kalau Si Anak Bayi kenyang, dia akan anteng, tidur dengan nyenyak saat dijemur, tapi kalau belum nenen sudah dijemur, duh.. rame deh. Hehe. Nah, baru deh sekitar jam 9 sampai 10 Mamak bisa cuci baju dedek, menyapu, atau beres-beres rumah. Sekitar jam 10 Anak Bayi biasanya akan bangun minta nenen. Intinya sekarang ini, Mamak harus pandai-pandai memanfaatkan waktu saat Dedek tidur. Sebelum ikut tidur siang (harus disempatkan), bisa dipakai untuk “me time” Mamak. Seperti sekarang, siang ini bisa disambi nulis juga selain nonton atau baca buku. J

Menjelang malam, selepas Isya’ udah nggak bisa jauh lama-lama dari Anak Bayi karena dia mulai lebih sensitif. Beberapa hari ini dia sering gelisah, nggak nyaman. Nah, Mamak baru kemarin sore ini pun berusaha tetap tenang dan mencoba segala jurus untuk bisa membuat anak tenang. Kasih ASI, ganti pampers, kasih minyak telon, digendong, diajak ngobrol, ngaji, nyanyi. Masa-masa emas bonding anak dan mamak masih terus berlangsung. Pokoknya harus tetap happy semua. J Rasanya pengen cepet pagi lagi, haha, tapi Mamak ingat lagi pesan Mbah Uti. Harus kita yang sabar. Bayi baru belajar menghadapi dunia ini. Harus kita yang sabar.

Begitulah, semoga kehadiran Si Anak Bayi ini senantiasa membawa keberkahan. Bertambahnya tanggung jawab merawat dan mendidik anak ini saya pikir-pikir lagi (setelah sempat resah gelisah juga dengan peran baru) adalah nikmat dari Allah agar waktu Mamak semakin terjaga dari perbuatan yang sia-sia. Masya Allah. Terima kasih Allah. Makasih Dedek. Mari saling memahami dan belajar lagi ya… Love you, sayang…

Friday, 20 March 2020

"PERSALINAN MARYAM"



Penulis: 
Mugi Rahayu
Genre: 
Non-Fiksi/Islam
Penerbit: 
Pradita Utama (PrayU) Yogyakarta
Tahun terbit: 
2019
Tebal: 
236+ halaman

Sebagaimana judulnya, buku ini membahas proses persalinan Maryam binti Imran seperti tertulis dalam Al-Qur’an, tetapi buku ini bukan tafsir melainkan sajian hikmah dari peristiwa tersebut. Pertemuan dengan buku ini terjadi tanpa sengaja. Tanpa saya mencari-cari. Seorang teman yang berjualan buku memposting status WA tentang pre order buku ini. Pas sekali momennya.

Saya baca buku ini karena memang sedang dalam masa-masa mencari dan mengumpulkan ketenangan dan kekuatan hati menghadapi persalinan yang insya Allah akan segera terjadi (Alhamdulillah saat tulisan ini saya posting, Anak Bayi sudah berusia 20 hari). Selain mendapatkan pengetahuan tentang hamil dan persalinan dari orang tua dan kerabat, saya juga membaca dari sisi ilmu pengetahuan, dan terakhir yang terpenting secara psikologis saya mengumpulkan keberanian dengan bacaan seperti buku ini.

Menurut saya, buku semacam ini sangat penting untuk mengimbangi beragamnya informasi seputar kehamilan dan persalinan yang dapat dengan mudah kita dapatkan di internet. Terkadang karena banyaknya informasi itu, kita jadi bingung atau bahkan tambah khawatir karena tanpa sengaja membaca tentang kasus-kasus dalam kehamilan dan persalinan. Sementara itu bagi saya, buku ini dapat menetralkan kembali perasaan dan pikiran saya sebab buku ini membahas dari segi hikmah Al-Quran. Tulisan ini kembali mengingatkan bahwa segala sesuatu itu terjadi hanya atas ijin Allah semata. Bahwa menjadi seorang ibu dan segala proses yang dilaluinya adalah bentuk jihad seseorang yang terlahir sebagai perempuan. Bahwa berpasrah, tawakkal, percaya kepada Allah adalah senjata paling ampuh setelah segala upaya untuk mendapatkan ketenangan, kekuatan, dan keberanian menghadapi apapun yang harus dilalui. Sebagai seorang muslim afirmasi positif seperti yang tertulis dalam buku ini yang memang sedang saya butuhkan saat itu.

Dari segi penulisan, buku ini enak dibaca, mungkin karena merupakan penuturan dari seorang ibu yang juga seorang bidan. Sayangnya, masih banyak kesalahan ketik alias typo dan ada dobel paragraf. Walaupun tidak mengurangi esensi dari isi tulisan, tetapi bagi saya cukup mengganggu saat membaca.

Saat akhirnya saya menjalani proses melahirkan secara normal atas ijin Allah, saya belum selesai membaca buku ini. Tetapi Alhamdulillah bagian tulisan yang penting dalam menghadapi persalinan sudah sempat saya lahap dengan nikmat. Saya mencoba terus mengingat sosok wanita suci Maryam yang melahirkan Isa tanpa bantuan siapapun, hanya dibersamai oleh Jibril, tetapi begitu sabar bahkan dalam kondisi difitnah oleh kaumnya. Alhamdulillah, berkat sempat mengisi pikiran saya dengan membaca kisah Maryam ini, setiap rasa yang indah menjelang dan saat persalinan bisa saya hayati dan berakhir dengan syukur luar biasa. Masya Allah.

11 hari menjelang persalinanku

Sekarang bukunya sudah selesai saya baca. Boleh banget lho kalau ada yang mau pinjam atau bisa membeli melalui akun instagram: kutukubukujogja.

Selamat belajar, Moms..

#persalinanmaryam
#ibuhamil
#bumil
#ibudanbayi

Wednesday, 4 December 2019

SIBUK ITU BAIK (2)

Target tahun 2019 selain menjadi pekerja adalah menikah. Yup, sebagai seorang perempuan segera menikah (bukan terburu-buru menikah) adalah sebuah kebaikan menurutku. Semua kuusahakan dilalui dengan niat dan cara yang benar. Insya Allah. 

Tujuh bulan kemudian, apa yang terjadi?

Tujuh bulan sudah sejak hari bersejarah itu. Alhamdulillah. Sekarang Allah telah ijinkan Si Dedek hadir. 5 bulan lebih usianya dalam kandungan. Masya Allah. Sungguh, Allah baik banget. Kami mencoba menikmati segala ketetapan Allah. Hanya syukur, doa, dan doa lagi yang bisa kami panjatkan. Allahuakbar. 

Sekarang, belajar lagi dan lagi setiap hari karena nggak ada lagi aku, tapi kita. Semoga "aku" ini bisa seutuhnya menjadi manusia yang bermanfaat. Tidak harus jauh-jauh, dimulai dari keluarga kecil ini dulu. Insya Allah. Aamiin. 

Kalau kemarin setelah menikah, harus bolak-balik Trenggalek-Tulungagung, untuk sementara sekarang pulangnya seminggu sekali biar Mamak nggak capek dan Dedek sehat. Semoga suami selalu dikaruniai kesabaran dan keberkahan atas kesabarannya ya... :) Ini juga karena kemarin, sebelum tiga bulan, Mamak teler, mual, muntah, nggak doyan makan sampai harus nggak masuk kantor satu bulan. Hehe. Dedek kuat banget ya.. Mamak harusnya juga bisa lebih kuat! Semangat! 

Nah, sekarang saatnya kita kembali memperbaiki diri lagi dan lagi, Dedek. Iya, kita, Ma dan Ayah dibersamai Dedek.

1.    Morning Routine :

Dedek, bangun sebelum subuh yuk. Kita sholat malam dan dua rakaat sebelum subuh. Setelah itu kita baca quran. Ma tahu ini akan berat, tidak dulu tidak sekarang. Tapi kita harus belajar lagi dan berusaha bersama ya. Bismillah.

2.    Spare Time :

Dedek, Ma suka buka-buka buku dan mainan benang. Dedek suka nggak? Ma ingin buat banyak hal selama dedek di dalam perut Ma. Semoga Dedek tumbuh menjadi pribadi yang sholeh, cerdas, kreatif, dan inovatif ya.

3.    Being Girl :

Dedek, Ma akan terus belajar menjadi Ibuk. Semoga Dedek dan Ma bisa saling bersabar dalam proses belajar yang tidak akan pernah berhenti ini ya, sejak kamu nempel dan terus tumbuh di dalam rahim Ma. Ah Dedek, Ma selalu terharu kalau bahas tentang kehadiran kamu di perut Ma. Ma merasakan karunia Allah yang luar biasa terlahir sebagai perempuan dan diberi kesempatan berharga ini, mengandung jabang bayi, Kamu.

4.        Pocket Money :

Dedek, Ma masih terus meraba-raba, bagaimana cara mengelola keuangan yang baik. Tentunya sekarang ada alokasi-alokasi dana untuk keperluan-keperluan bersama Ayah dan Kamu.

5.    Relationship : 

Dedek, banyak yang berubah sejak Ma menikah dengan Ayah. Keluarga besar sekarang jadi semakin besar. Yuk kita jaga bersama. Insya Allah. Semoga Allah selalu hadir dan kita hadirkan dalam setiap langkah hidup kita ya, Dek. Aamiin.

Monday, 11 February 2019

"WHAT TEACHERS MAKE"

sumber: www.amazon.in

Saya beli buku ini di Surabaya saat pertama kalinya menjadi bagian dari Big Bad Wolf Sale.

Sudah niat mau beli buku cerita anak dan/atau buku non-fiksi. Karena saya memang lebih suka baca buku non-fiksi. Setiap baca ulang selalu ada pelajaran baru yang bisa didapat. Sedangkan kalau fiksi, setelah tahu alur ceritanya, sudah, selesai, malas baca ulang lagi, kecuali novel Bahasa Inggris yang niat membacanya adalah juga untuk memperkaya kosa kata. Bisa berulang kali nih bacanya. Hehe.

Nah, salah satunya ketemu lah dengan buku mungil ini. Pas banget saya sedang suka tema pendidikan anak. Lalu baca daftar isi dan ada bab yang mengikutsertakan kata “Insha Allah”. Langsung mikir, oh buku apa ini? Apakah penulisnya muslim? Pendidikan muslim di Amerika? Penasaran, beli deh. Apalagi setelah baca puisinya yang fenomenal itu (What Teachers Make), bagus isinya. Silahkan cek pembacaan puisinya di channel youtube Taylor Mali.

Jadi, siapakah Taylor Mali? silahkan langsung cek di website beliau taylormali.com




Membaca bab Introduction dan Chapter 1 membuat saya sekali lagi bisa mengatakan bahwa:

“writing is once again proved to be one of the best way to share and
at the same time to keep good memories”

and

this is why I love learning English or other language because I can learn more from people outside my world, people with different culture and experiences”

Ya betul, buku ini adalah semacam penjabaran dari puisi yang dia tulis. Mr. Mali membagikan pengalaman-pengalaman menarik saat di dalam kelas. Cocok sekali sebagai bahan bacaan dan inspirasi bagaimana mendidik bagi para guru, atau mereka yang sedang kuliah keguruan, yang bercita-cita menjadi guru, bahkan bagi mereka yang masih bingung mau kerja di bidang apa. Pokoknya cocok untuk mereka yang memiliki minat tentang masalah pendidikan.

Banyak juga kutipan tentang pendidikan dari tokoh dunia dibagikan dalam buku ini. Salah satu yang menggugah adalah kutipan Richard Bach (penulis Amerika) sebelum memulai bab The Student Becomes The Teacher:

“you teach best what you most need to learn"

Buku ini memberikan sedikit gambaran tantangan hidup sebagai guru di Amerika pada jaman itu (ketika buku ini ditulis). Anggapan bahwa guru adalah profesi yang kurang menarik dan kurang menjanjikan secara finansial ternyata juga terjadi di negara semaju Amerika, apalagi kalau dibandingkan dengan kehidupan pendidik di negara tercinta kita ini. Semoga selalu semangat berjuang untuk kalian yang mencintai dan peduli pada pendidikan generasi penerus bangsa!

#happyreading
#respectteachers

Friday, 8 February 2019

SIBUK ITU BAIK



Salah satu target tahun kedua, tahun 2019, dalam target 5 tahunan saya adalah “bekerja”. Yup, working with people. Kenapa baru sekarang? Kenapa nggak dulu-dulu aja? Ya karena  baru sekarang pengennya, baru sekarang siapnya, baru sekarang I finally decide to be part of the society.  Satu bulan kemudian, adakah hal-hal yang berubah? Ada dan memang harus ada. 5 hal pertama yang jadi beda adalah…

1.    Morning Routine : Kegiatan setelah sholat shubuh jadi jauh dari tidur lagi. Jadi terpaksa setrika dan cuci baju plus working out sometimes. Haha
2.  Spare Time : Aku yang anaknya gampang ngantuk (dan lapar) jadi harus atur waktu biar bisa tetap happy (nonton vlog favorit, memenuhi target baca buku, mainan benang, dan nulis blog) setelah jam kerja usai.
3.    Being Girl : Dulu sulit mencari alasan yang tepat untuk pakai sepatu cewek. Sekarang, ada alasan beli dan pakai sepatu cantik.
4.    Pocket Money : Harus belajar hidup dari uang jajan sendiri. Harus pandai menahan diri nggak beli banyak buku.

Terakhir (untuk sekarang) yang paling penting adalah…

5.      Relationship : Mengikuti jadwal kerja, sholat jadi lebih teratur, terutama sholat dhuhur jadi di awal waktu hehe, tapi kalau tugas di luar kantor harus hati-hati jaga waktu.


#mogaberkah
#worthit
#jaganiat


Tuesday, 5 February 2019

LONG STORY SHORT

It’s now almost 1 year since my dramatic graduation on February 21, 2018. Long story short, I am now part of the government. I work for The Department of Agriculture and Food of Trenggalek. Yes, I am working in my favorite town. The town that is written in my birth certificate. It’s almost been a month I am sitting behind the table. I am trying to create my other comfortable zone there and still working on setting the best daily schedule so that I can still have an intimate time with my books and yarn.