(Cameo tak diundang di pemutaran film 3: Alif Lam Mim, JAFF 2015)
Tidak ada suara. Semua mata terpaku ke layar. Beberapa orang
mulai duduk dengan gelisah. Tangan dikepal-kepalkan di depan wajahnya. Ada yang
badannya mulai condong ke depan, penasaran. Aura ketegangan pun menyebar ke
sudut-sudut ruangan bioskop.
Herlam atau panggil saja Lam berlari-lari menuju ke
rumahnya dan mendapati rumahnya sudah berantakan.
Semua diam. Tak ada efek suara kecuali bunyi satu benda
jatuh tepat ketika Herlam dengan pandangan sedih dan terkejut mendapati istri
dan anaknya tergeletak di halaman lantai dua rumahnya. Tetapi senjata yang
dipegang Lam masih ada di genggamannya. Lalu bunyi benda apa yang jatuh tadi?
...
Salut. Salut untuk handphone ku yang hari ini
telah jatuh dari pangkuan pada saat yang tepat. Semacam mewakili bagaimana
terkejutnya Lam waktu itu. Hahaha. Hape ku tahu bagaimana meng-ekspresikan
dirinya atau paling tidak membantu menambah suasana hati penonton (paling tidak yang duduk di sekitar saya dan sempat mendengar) ke efek
terkejut bercampur sedih sebagaimana digambarkan dalam ekspresi wajah dan gerak
tubuh Lam. J
Tepat di detik
itu...
Klothak!
Ia jatuh...
Cut!
No comments:
Post a Comment