Wednesday 4 December 2019

SIBUK ITU BAIK (2)

Target tahun 2019 selain menjadi pekerja adalah menikah. Yup, sebagai seorang perempuan segera menikah (bukan terburu-buru menikah) adalah sebuah kebaikan menurutku. Semua kuusahakan dilalui dengan niat dan cara yang benar. Insya Allah. 

Tujuh bulan kemudian, apa yang terjadi?

Tujuh bulan sudah sejak hari bersejarah itu. Alhamdulillah. Sekarang Allah telah ijinkan Si Dedek hadir. 5 bulan lebih usianya dalam kandungan. Masya Allah. Sungguh, Allah baik banget. Kami mencoba menikmati segala ketetapan Allah. Hanya syukur, doa, dan doa lagi yang bisa kami panjatkan. Allahuakbar. 

Sekarang, belajar lagi dan lagi setiap hari karena nggak ada lagi aku, tapi kita. Semoga "aku" ini bisa seutuhnya menjadi manusia yang bermanfaat. Tidak harus jauh-jauh, dimulai dari keluarga kecil ini dulu. Insya Allah. Aamiin. 

Kalau kemarin setelah menikah, harus bolak-balik Trenggalek-Tulungagung, untuk sementara sekarang pulangnya seminggu sekali biar Mamak nggak capek dan Dedek sehat. Semoga suami selalu dikaruniai kesabaran dan keberkahan atas kesabarannya ya... :) Ini juga karena kemarin, sebelum tiga bulan, Mamak teler, mual, muntah, nggak doyan makan sampai harus nggak masuk kantor satu bulan. Hehe. Dedek kuat banget ya.. Mamak harusnya juga bisa lebih kuat! Semangat! 

Nah, sekarang saatnya kita kembali memperbaiki diri lagi dan lagi, Dedek. Iya, kita, Ma dan Ayah dibersamai Dedek.

1.    Morning Routine :

Dedek, bangun sebelum subuh yuk. Kita sholat malam dan dua rakaat sebelum subuh. Setelah itu kita baca quran. Ma tahu ini akan berat, tidak dulu tidak sekarang. Tapi kita harus belajar lagi dan berusaha bersama ya. Bismillah.

2.    Spare Time :

Dedek, Ma suka buka-buka buku dan mainan benang. Dedek suka nggak? Ma ingin buat banyak hal selama dedek di dalam perut Ma. Semoga Dedek tumbuh menjadi pribadi yang sholeh, cerdas, kreatif, dan inovatif ya.

3.    Being Girl :

Dedek, Ma akan terus belajar menjadi Ibuk. Semoga Dedek dan Ma bisa saling bersabar dalam proses belajar yang tidak akan pernah berhenti ini ya, sejak kamu nempel dan terus tumbuh di dalam rahim Ma. Ah Dedek, Ma selalu terharu kalau bahas tentang kehadiran kamu di perut Ma. Ma merasakan karunia Allah yang luar biasa terlahir sebagai perempuan dan diberi kesempatan berharga ini, mengandung jabang bayi, Kamu.

4.        Pocket Money :

Dedek, Ma masih terus meraba-raba, bagaimana cara mengelola keuangan yang baik. Tentunya sekarang ada alokasi-alokasi dana untuk keperluan-keperluan bersama Ayah dan Kamu.

5.    Relationship : 

Dedek, banyak yang berubah sejak Ma menikah dengan Ayah. Keluarga besar sekarang jadi semakin besar. Yuk kita jaga bersama. Insya Allah. Semoga Allah selalu hadir dan kita hadirkan dalam setiap langkah hidup kita ya, Dek. Aamiin.

Monday 11 February 2019

"WHAT TEACHERS MAKE"

sumber: www.amazon.in

Saya beli buku ini di Surabaya saat pertama kalinya menjadi bagian dari Big Bad Wolf Sale.

Sudah niat mau beli buku cerita anak dan/atau buku non-fiksi. Karena saya memang lebih suka baca buku non-fiksi. Setiap baca ulang selalu ada pelajaran baru yang bisa didapat. Sedangkan kalau fiksi, setelah tahu alur ceritanya, sudah, selesai, malas baca ulang lagi, kecuali novel Bahasa Inggris yang niat membacanya adalah juga untuk memperkaya kosa kata. Bisa berulang kali nih bacanya. Hehe.

Nah, salah satunya ketemu lah dengan buku mungil ini. Pas banget saya sedang suka tema pendidikan anak. Lalu baca daftar isi dan ada bab yang mengikutsertakan kata “Insha Allah”. Langsung mikir, oh buku apa ini? Apakah penulisnya muslim? Pendidikan muslim di Amerika? Penasaran, beli deh. Apalagi setelah baca puisinya yang fenomenal itu (What Teachers Make), bagus isinya. Silahkan cek pembacaan puisinya di channel youtube Taylor Mali.

Jadi, siapakah Taylor Mali? silahkan langsung cek di website beliau taylormali.com




Membaca bab Introduction dan Chapter 1 membuat saya sekali lagi bisa mengatakan bahwa:

“writing is once again proved to be one of the best way to share and
at the same time to keep good memories”

and

this is why I love learning English or other language because I can learn more from people outside my world, people with different culture and experiences”

Ya betul, buku ini adalah semacam penjabaran dari puisi yang dia tulis. Mr. Mali membagikan pengalaman-pengalaman menarik saat di dalam kelas. Cocok sekali sebagai bahan bacaan dan inspirasi bagaimana mendidik bagi para guru, atau mereka yang sedang kuliah keguruan, yang bercita-cita menjadi guru, bahkan bagi mereka yang masih bingung mau kerja di bidang apa. Pokoknya cocok untuk mereka yang memiliki minat tentang masalah pendidikan.

Banyak juga kutipan tentang pendidikan dari tokoh dunia dibagikan dalam buku ini. Salah satu yang menggugah adalah kutipan Richard Bach (penulis Amerika) sebelum memulai bab The Student Becomes The Teacher:

“you teach best what you most need to learn"

Buku ini memberikan sedikit gambaran tantangan hidup sebagai guru di Amerika pada jaman itu (ketika buku ini ditulis). Anggapan bahwa guru adalah profesi yang kurang menarik dan kurang menjanjikan secara finansial ternyata juga terjadi di negara semaju Amerika, apalagi kalau dibandingkan dengan kehidupan pendidik di negara tercinta kita ini. Semoga selalu semangat berjuang untuk kalian yang mencintai dan peduli pada pendidikan generasi penerus bangsa!

#happyreading
#respectteachers

Friday 8 February 2019

SIBUK ITU BAIK



Salah satu target tahun kedua, tahun 2019, dalam target 5 tahunan saya adalah “bekerja”. Yup, working with people. Kenapa baru sekarang? Kenapa nggak dulu-dulu aja? Ya karena  baru sekarang pengennya, baru sekarang siapnya, baru sekarang I finally decide to be part of the society.  Satu bulan kemudian, adakah hal-hal yang berubah? Ada dan memang harus ada. 5 hal pertama yang jadi beda adalah…

1.    Morning Routine : Kegiatan setelah sholat shubuh jadi jauh dari tidur lagi. Jadi terpaksa setrika dan cuci baju plus working out sometimes. Haha
2.  Spare Time : Aku yang anaknya gampang ngantuk (dan lapar) jadi harus atur waktu biar bisa tetap happy (nonton vlog favorit, memenuhi target baca buku, mainan benang, dan nulis blog) setelah jam kerja usai.
3.    Being Girl : Dulu sulit mencari alasan yang tepat untuk pakai sepatu cewek. Sekarang, ada alasan beli dan pakai sepatu cantik.
4.    Pocket Money : Harus belajar hidup dari uang jajan sendiri. Harus pandai menahan diri nggak beli banyak buku.

Terakhir (untuk sekarang) yang paling penting adalah…

5.      Relationship : Mengikuti jadwal kerja, sholat jadi lebih teratur, terutama sholat dhuhur jadi di awal waktu hehe, tapi kalau tugas di luar kantor harus hati-hati jaga waktu.


#mogaberkah
#worthit
#jaganiat


Tuesday 5 February 2019

LONG STORY SHORT

It’s now almost 1 year since my dramatic graduation on February 21, 2018. Long story short, I am now part of the government. I work for The Department of Agriculture and Food of Trenggalek. Yes, I am working in my favorite town. The town that is written in my birth certificate. It’s almost been a month I am sitting behind the table. I am trying to create my other comfortable zone there and still working on setting the best daily schedule so that I can still have an intimate time with my books and yarn.



Saturday 5 January 2019

"JURU BICARA"


Penulis : Pandji Pragiwaksono
Penerbit : Bentang
Tahun terbit : 2016
Tebal : 182 halaman

Buku cetakan 2016 ini akhirnya saya beli akhir tahun 2018. Buku Pandji yang pertama saya baca. Buku pertama yang selesai saya baca (dalam satu hari) di tahun 2019 tepatnya tanggal 5 Januari. Pas banget jadi pembuka tahun penuh perhatian ini. Ketika saya sebagai seorang dewasa diharuskan (memang seharusnya) belajar sebelum mengambil hak sekaligus melaksanakan kewajiban sebagai warga negara Indonesia untuk memilih pemimpin. Untuk informasi, Pandji akan menerbitkan buku baru di bulan Maret yang akan membahas pengalamannya terjun di dunia politik. Sepertinya saya akan beli dan baca juga yang ini. Insya Allah.

Tulisan Pandji bisa dibaca di laman blog-nya Pandji.com. Tetapi bagi saya punya buku fisik itu masih tetap lebih asik. Saya baru “kenalan” dengan Pandji lewat video-video di kanal youtubenya yang akhir-akhir ini banyak saya dengarkan dan subscribe (karena subscribe itu gratis, hahaha). Kenapa saya mulai mendengarkan dia? Karena sebagai orang awam saya mendapatkan informasi-informasi cukup penting (bagi saya) yang disampaikan dengan menarik. Mungkin juga karena saya suka gaya bicara dan gaya penulisan yang kritis tapi santai. Inilah buku kedua yang setelah membacanya membuat saya ingin menulis lagi. Menulis apa saja, sebab “Jangan pernah menganggap remeh apapun yang Anda tahu. Sebab di tangan orang lain, informasi itu bisa jadi penting” (bab: unless, halaman 4).

Nah, apalagi dia suka bahas isu-isu Indonesia terkini. Saya jadi ada bahan buat mikir. Jadi ada bahan untuk bilang “Oh ya? Jadi gitu? Koq aq nggak tahu ya. Kemana aja selama ini. Ini orang ngomongin siapa sih. Bener juga dia. Ah, tapi nggak sepakat sama yang ini. Haha, lucu ni orang”. Yah, semacam itulah. Beberapa video lain sejenis yang lebih enak didengarkan daripada dilihat adalah Dunia Manji dan Gita Savitri Devi di segmen PagiPagi dan Beropini. Untuk podcast bisa deh coba dengerin Podcast Subjective dari Iqbal Hariadi atau Sheggario punya Ario Pratomo.

Oke, balik ke buku.
Ini dia beberapa bagian favorit saya dari buku ini:
Bab favorit:
“Unless”
Bab ini yang membuat saya balik kanan pengen berbagi pengalaman lewat tulisan lagi.
“Belajar dari Seinfeld”
Baca bab ini dan bab “Come Out and Play” saya jadi ingat kenapa saya jadi suka nonton bola. Karena saya akhirnya menangkap pelajaran penting bahwa ketika kamu gagal menggiring bola bahkan melakukan kesalahan fatal semacam melakukan gol bunuh diri, kamu harus tetap kembali fokus bermain untuk menang hingga peluit akhir berbunyi. D**n.
Kutipan favorit:
“orang jahat akan menang kalau semua orang baik membalas dendam dengan cara yang sama jahatnya.” (halaman 39)



*Buku sebelumnya adalah Citizen Journalism karya Pepih Nugraha terbitan Kompas