Saturday 5 January 2019

"JURU BICARA"


Penulis : Pandji Pragiwaksono
Penerbit : Bentang
Tahun terbit : 2016
Tebal : 182 halaman

Buku cetakan 2016 ini akhirnya saya beli akhir tahun 2018. Buku Pandji yang pertama saya baca. Buku pertama yang selesai saya baca (dalam satu hari) di tahun 2019 tepatnya tanggal 5 Januari. Pas banget jadi pembuka tahun penuh perhatian ini. Ketika saya sebagai seorang dewasa diharuskan (memang seharusnya) belajar sebelum mengambil hak sekaligus melaksanakan kewajiban sebagai warga negara Indonesia untuk memilih pemimpin. Untuk informasi, Pandji akan menerbitkan buku baru di bulan Maret yang akan membahas pengalamannya terjun di dunia politik. Sepertinya saya akan beli dan baca juga yang ini. Insya Allah.

Tulisan Pandji bisa dibaca di laman blog-nya Pandji.com. Tetapi bagi saya punya buku fisik itu masih tetap lebih asik. Saya baru “kenalan” dengan Pandji lewat video-video di kanal youtubenya yang akhir-akhir ini banyak saya dengarkan dan subscribe (karena subscribe itu gratis, hahaha). Kenapa saya mulai mendengarkan dia? Karena sebagai orang awam saya mendapatkan informasi-informasi cukup penting (bagi saya) yang disampaikan dengan menarik. Mungkin juga karena saya suka gaya bicara dan gaya penulisan yang kritis tapi santai. Inilah buku kedua yang setelah membacanya membuat saya ingin menulis lagi. Menulis apa saja, sebab “Jangan pernah menganggap remeh apapun yang Anda tahu. Sebab di tangan orang lain, informasi itu bisa jadi penting” (bab: unless, halaman 4).

Nah, apalagi dia suka bahas isu-isu Indonesia terkini. Saya jadi ada bahan buat mikir. Jadi ada bahan untuk bilang “Oh ya? Jadi gitu? Koq aq nggak tahu ya. Kemana aja selama ini. Ini orang ngomongin siapa sih. Bener juga dia. Ah, tapi nggak sepakat sama yang ini. Haha, lucu ni orang”. Yah, semacam itulah. Beberapa video lain sejenis yang lebih enak didengarkan daripada dilihat adalah Dunia Manji dan Gita Savitri Devi di segmen PagiPagi dan Beropini. Untuk podcast bisa deh coba dengerin Podcast Subjective dari Iqbal Hariadi atau Sheggario punya Ario Pratomo.

Oke, balik ke buku.
Ini dia beberapa bagian favorit saya dari buku ini:
Bab favorit:
“Unless”
Bab ini yang membuat saya balik kanan pengen berbagi pengalaman lewat tulisan lagi.
“Belajar dari Seinfeld”
Baca bab ini dan bab “Come Out and Play” saya jadi ingat kenapa saya jadi suka nonton bola. Karena saya akhirnya menangkap pelajaran penting bahwa ketika kamu gagal menggiring bola bahkan melakukan kesalahan fatal semacam melakukan gol bunuh diri, kamu harus tetap kembali fokus bermain untuk menang hingga peluit akhir berbunyi. D**n.
Kutipan favorit:
“orang jahat akan menang kalau semua orang baik membalas dendam dengan cara yang sama jahatnya.” (halaman 39)



*Buku sebelumnya adalah Citizen Journalism karya Pepih Nugraha terbitan Kompas