picture source: http://gemainsani.co.id/index.php/web/semua_produkgip/224
Penulis
|
Prof. Dr. Hamka
(Haji Abdul Malik Karim Amrullah)
|
Genre
|
Motivasi
|
Penerbit
|
Gema Insani
|
Tahun terbit
|
2015
|
Tebal
|
178 halaman
|
Hal pertama yang membuat saya tertarik
dengan buku ini adalah kutipan di sampul belakang, “Dengan apa kita membuat
orang menjadi tertarik?”
Saya jarang sekali membaca buku yang
sengaja dilabeli buku motivasi. Saya lebih suka membaca biografi orang-orang
keren dan belajar dari pengalaman mereka. Tetapi saya akui bahwa membaca karya
ini adalah sebuah takdir indah yang berawal dari tugas di kelompok belajar.
Sudah terpikir akan membahas buku Buya Hamka tetapi bingung juga mau buku yang
mana. Karya beliau yang pernah saya baca sangat sedikit, antaranya, secuil
Tafsir Al-Azhar dan di Bawah Lindungan Ka’bah. Akhirnya, malam itu saya
bertandang ke kamar sebelah dan menemukan buku ini. Pribadi Hebat. Saya percaya
ini bukan kebetulan. J
Buku ini terbit pertama kali dengan
judul Pribadi pada tahun 1950 dan
cetakan ke-sembilannya dicapai tahun 1974. Meskipun ditulis lebih dari 65 tahun
lalu, tujuan dan isi buku yang ingin beliau sampaikan masih sangat relevan
karena menyangkut pembicaraan tentang diri pribadi. Saya pikir karya ini adalah
sebuah nasihat yang sangat dibutuhkan generasi ke generasi.
Terbaca dengan jelas dalam pendahuluan
bahwa Buya Hamka mengharapkan manusia suatu bangsa, khususnya bangsa Indonesia
agar dapat menjadi pribadi-pribadi hebat yang akhirnya membentuk suatu bangsa
yang hebat pula. “Kemajuan pribadi suatu bangsa dan kemerdekaannya tidak akan
tercapai jika belum ada kemajuan dan kemerdekaan pribadi individu”.
Buku ini memberikan penerangan atas
pertanyaan, mengapa ada manusia yang bisa melakukan lebih dan menjadi istimewa
untuk diperbincangkan terlepas ia orang terkenal atau kalangan biasa. Secara
runtut dan tidak terasa menggurui, Hamka menuntun pembaca untuk menemukan
kekuatan dalam pribadinya agar menjadi individu yang lebih baik melalui
penjelasan yang tidak membosankan dari satu bab ke bab berikutnya. Kita bisa
menemukan ulasan dan nasihat beliau tentang faktor apa saja yang memunculkan
pribadi, bagaimana menguatkan pribadi, dan hal-hal yang dapat melemahkannya.
Buku yang tidak tebal ini terbagi
menjadi 10 bab. Dengan kalimat-kalimat yang menggairahkan, Hamka membuka dengan
menjelaskan apa itu pribadi. Manusia tidaklah sempurna, pastilah punya
kekurangan, tetapi pribadi seperti apa yang tumbuh atau seharusnya kita
tumbuhkan dalam diri kita? Janganlah sampai menjadi pribadi yang kedatangannya
tidak menggenapkan dan kepergiannya tidak mengganjilkan (hal 4). Pada bab-bab
berikutnya, Hamka banyak menyisipkan contoh tokoh-tokoh dunia yang memiliki
daya tarik dalam kepribadiannya, baik tokoh islam, negarawan, hingga penyair,
dalam dan luar negeri. Nampak di sini bahwa beliau sangat luas wawasannya dan
berpikiran terbuka.
Dari segi cetakan, menurut saya cukup
bagus. Tulisannya enak dibaca dan ada highlight
kutipan-kutipan penting. Satu hal yang mengganggu meskipun tidak banyak adalah
keterangan beberapa istilah atau nama asing tidak ditulis di catatan kaki
melainkan diletakkan di endnotes.
Jadi harus membolak-balik halaman saat membaca. Kemudian ada juga beberapa
kesalahan ketikan.
Demikian kesan saya terhadap buku ini.
Berikut saya lampirkan kutipan-kutipan favorit saya dari buku ini.
Halaman
|
Kutipan
|
3
|
Orang Arab berkata,
“Apabila sesuatu telah sempurna, jelaslah kekurangannya.”
|
4
|
Kedatangannya tidak
menggenapkan dan kepergiannya tidak mengganjilkan.
|
15
|
Berapa lama perjalanan
dari masyrik ke maghrib?
Ali : sehari bagi
matahari
Berapa ribu tahun
perjalanan dari bumi ke langit, pulang pergi?
Ali : hanya satu detik
saja bagi doa yang mustajab
|
28
|
Keberanian adalah
menunjukkan kesanggupan manusia menempuh hidup, mudah atau sukar.
|
35
|
Lukman Hakim mengatakan,
tidaklah dapat kita mengenal seseorang melainkan pada tiga waktu:
1. Tidak
dapat diketahui adakah seseorang itu pemaaf melainkan ketika ia marah.
2. Tidak
dapat dikenal orang yang berani melainkan pada waktu berjuang.
3. Tidak
dapat dikenal sahabat melainkan pada waktu susah.
|
38
|
Kurang cerdas dapat
diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman.
Namun, tidak jujur, itu sulit diperbaiki. –Bung Hatta-
|
41
|
Lahir, menangis,
meninggal.
|
45
|
Yang sangat diperlukan
adalah bekerja agar orang lain dapat menentukan tempat kita.
|
110
|
Bacon mengatakan,
“Nyalangkanlah mata waktu berjalan karena di tengah jalan pasti akan bertemu
dengan kesempatan. Adapun kesempatan itu sendiri buta. Peganglah dia
kuat-kuat. Karena datangnya tidak member tahu, perginya pun tidak pula.”
|
139
|
Ketika memukul,
hendaklah memukul sampai hancur.
Ketika bertahan,
hendaklah menahan pukulan walaupun betapa hebat datangnya.
Siapa yang lebih dulu
berhenti, itulah yang kalah.
|
146
|
Pujian tidak
mengenyangkan perut, celaan tidak membunuh.
|
155
|
Yang melemahkan semangat
ada dua perkara yaitu prasangka dan hati busuk.
Campurilah masyarakat
dan berdiri di tengahnya. Jangan menerawang langit seorang diri.
|
Ini
buku keren… J
No comments:
Post a Comment