Beberapa kali mengalami kejadian tidak menyenangkan di perempatan membuat
saya jadi lebih memperhatikan perihal perempatan dan para penghuninya. Hal
berikut sangat perlu untuk diperhatikan bersama karena tanpa sadar kita telah
melanggar hal-hak orang lain di sekitar kita dengan melanggar peraturan yang
ada.
1.
Garis
batas
Ini termasuk masalah kecil dibandingkan persoalan garis batas wilayah
negara, tapi bukan berarti tidak menyangkut hajat hidup orang banyak.
Perhatikan saja, baik di tepi kanan maupun kiri barisan kendaraan. Meskipun
cat garis batas masih sangat cetho alias jelas, tetap saja satu per satu
motor dari arah belakang mencoba mengambil kesempatan dalam kesempitan. Maka
motor-motor pun tumpah ruah, meluber ke samping.
Tahukah bahwa perbuatan itu membuat hak orang lain dari arah berlawanan
terhadap badan jalan raya jadi tak terpenuhi? Tidakkah menjadi sebuah dosa
besar menyebabkan hal itu terjadi terus-menerus? Juga, pastilah kesal orang
yang harusnya bisa belok kiri langsung jadi harus berhenti karena terhalang
oknum-oknum tak bertanggungjawab yang nyerobot ingin menempati pole
position. Mari belajar menerima. For Godsake, belajarlah antri.
2.
Menerobos
lampu merah
Sebentar pemuda itu berhenti, celingukan, toleh kanan dan kiri lalu
(sepertinya) tanpa rasa bersalah ia melaju kencang melewati sebuah
persimpangan. Tak ada polisi. Lampu masih menyala merah terang. Hanya ada bunyi
klakson panjang dari sebuah mobil yang mendadak berhenti di tengah
persimpangan. Mungkin sopirnya sudah menyumpah serapah di dalam. Angin
menghembus pelan. Dosa satu ini pun menguap begitu saja.
Oke, dalam ilustrasi itu untunglah tak ada korban jiwa, tapi bukankah tak
sedikit yang berakhir dengan tragis. Oh please, ini bukan lagi jamannya
peraturan dibuat untuk dilanggar. Ini adalah masa ketika kamu memang benar, ya
jangan takut melakukannya sesuai aturan. Maka yang salah akan nampak salah,
bukan yang benar jadi tampak bodoh. Eh maaf, kembali ke soal terobos-menerobos.
Di sini, hak orang lain yang terampas adalah hak merasakan kenyamanan dan
keamanan dalam mematuhi rambu lalu lintas. Jangan sampai yang sudah hati-hati
jadi celaka karena kecerobohan dan kebodohan kita.
3.
Lebih
dekat lebih pelan
Biasanya begitu melihat lampu menyala hijau dari kejauhan, otomatis
sebagian dari kita akan langsung tancap gas berusaha mengejar. Well, sekilas
nggak ada yang salah dengan keputusan kapten untuk menambah kecepatan,
tapi marilah kita telaah kembali. Bahaya bisa jadi muncul dari ketergesaan di
jalan raya atau pengambilan keputusan yang tanpa memikirkan kebaikan orang lain
di sekitar.
Jadi begini,
untuk kasus dengan lampu perempatan yang dilengkapi angak digital mungkin tak
apa ngebut bagi yang ahli hitung-hitungan fisika. Dengan waktu sekian
dan kecepatan sekian bisa dipastikan cukup untuk melewati persimpangan sebelum
lampu kuning cepat berubah jadi merah. Tapi bisa dipastikan kalau sudah di
jalan raya yang dipikirkan pengendara adalah the faster, the better. Nggak ada
cukup waktu untuk menerapkan ilmu fisika matematikanya. Sudah tentu kalau hal
ini jadi lebih berbahaya bagi yang nggak bisa memperhitungkan dengan benar.
Sudah lampu tak dilengkapi teknologi canggih countdown pula. Alhasil,
tanpa perhitungan cermat ditambah sok jadi pembalap, pengendara pun nge-rem
mendadak. Fatal akibatnya bagi pengendara baik yang sudah pelan dan berhenti
tepat saat lampu merah menyala dan juga bagi pengendara yang sama-sama ngebut
di belakangnya.
Jangan tiru
adegan ini di rumah. Dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak
bertanggungjawab.
So, kalau sudah
tahu di depan ada persimpangan tetap kalem ajah ya.
And the race starts here
Saat lampu masih menyala merah, para pengendara
menjajal gas motor masing-masing. Broom..broom..broom...Sambil saling
memandang posisi lawan. Memperebutkan pole position. 5..4..3..2..1..
Begitu nyala lampu berganti hijau, bak sirkuit balap, jalanan pun segera
dipenuhi motor-mobil-bus-truk. Saling mendahului. Sementara si pengendara
sepeda dengan cueknya membuat pengendara di belakang merayap siput, menunggunya
menepi. Ngik...kreeet..ngiik...kreet
No comments:
Post a Comment