Apa kabar?
Sewaktu
menulis ini saya pakai jaket denim kebesaran (dalam arti sebenarnya) punya Ibu.
Memakai baju-baju lungsuran* tidak
masalah bagi saya. Karena eh karena, selain baju itu punya nilai sejarah, ini
juga semacam mix and match challenge. Apalagi seminggu ini lebih
suka keluar pakai sepatu kets (baru, hehe). Cocok lah, my new shoes and my old denim, plus listening to The Beginning by One Ok Rock.
Vlog pertama bareng kelinci bandel yang satu ini
Oke.
Satu lagi baju yang jadi favorit seminggu ini: kemeja Ayah. Sebuah kemeja putih
dengan garis-garis vertikal berwarna abu-abu. Tahu sendiri kan, motif belang sempat
jadi tren di dunia fashion (masih
kah?). Merk-nya Shago. Sebelumnya pernah dipakai juga oleh anak lelaki ayah
alias adik saya.
Kemeja
ini istimewa karena secara tidak langsung mempererat hubungan seorang anak
gadis dengan ayahnya (Halah, haha). Saya juga suka pakai baju-baju dengan
ukuran lebih besar. Fakta yang luar biasa lainnya pemirsa, adalah nilai sejarah
dari atasan yang mirip selimut rumah sakit ini. Kemeja ini lebih tua dari usia
saya! Bahkan, ia sudah dipakai Ayah sebelum menikah dengan Ibu. Wow!
Betapa
baju ini menyimpan cerita panjang yang belum semua terungkap. Perlu ditelusuri.
Mungkin akan membutuhkan investigasi mendalam dan paparan dari para ahli
sejarah. Menarik. Sungguh menarik.
...
Hai yang di luar sana, ada juga yang suka pakai baju Ayah atau Ibumu?
*Lungsuran = baju bekas, biasanya dapat
dari orang tua atau saudara
No comments:
Post a Comment