Saturday 24 December 2016

MAKAN DI RUMAH

The strawberry is not that sweet, but the best thing ever happen in my life is my family. Oh yeah...J


Jepretanku. Hasil panen dari kebun kecil sepupuku.

Apa kabar?
Yah.. maaf ya, telat lagi. Padahal janjinya, mau post tiap Jumat.

AnywaySabtu kemarin saya pulang kampung karena ada tugas negara yang harus segera dikerjakan. Tapi sama aja, sampai balik ke jogja tugasnya belum kelar-kelar juga. Oh, please…

Oke. Sesuai judul, saya akan berbagi menu makanan yang saya lahap selama di rumah. Semuanya mengandung unsur Ca alias cabe. Entahlah, meski ada yang bilang saya tak suka pedas, tapi percayalah.. makan nggak pake sambel itu nggak enak.

Menu pertama begitu mendarat, maksudnya turun dari bus, adalah lontong kikil dan bakso di suatu tempat yang saya lupa namanya. Pokoknya dekat daerah Kertosono gitu. Karena lagi nggak pengen kikil dengan porsi banyak dan mau kuah bening, panas, nan pedas, saya pun pesan bakso. Namun demikian, masih dapat juga hasil curi-curi kikil dari mangkuk tetangga. Hihi.

Oh iya, meski ini cerita tentang makanan, saya harus mohon maaf karena tidak bisa menyertakan foto sebab begitu menikmati makan, jadi lupa jeprat-jepret deh. Tapi nggak lupa doa koq.

Menu kedua adalah masakan Budhe. Sebenarnya Budhe masak lodeh kacang panjang, tapi yang justru menarik perhatian mata dan lidah saya adalah semangkuk oseng pepaya sisa kemarin. Seingat saya dulu waktu kecil, oseng pepaya adalah salah satu menu favorit saya. Sepertinya sekarang juga masih. Bedanya, dulu hanya dikasih kecap karena saya memang nggak suka pedas waktu kecil. Sekarang? Yang pedes dong… Pakai nasi hangat, lauk tempe goreng, hmmmm mantap dah!

Setelah kenyang, saya dan sepupu jalan-jalan lihat yang ijo-ijo. Nah, menu paling menggemparkan jagad lidah saya adalah setelah adegan jalan-jalan ini.

Benar juga kata sepupu saya waktu itu. Kalau main ke Ngentrong pasti disuruh makan. Inilah asyiknya waktu pulang atau berkunjung ke sodara. Dipaksa makan J

Terus apa sih menunya? Ini salah satu makanan khas di bumi Trenggalek. Lodho ayam. Kali ini beneran deh, pedes mampus, richeese factory kalah deh (Padahal belum pernah coba. Haha.) Kata Emak sih nggak pedas. Tapi saya lupa kalau level pedas orang itu beda-beda. Seberapa pedas? Pokoknya kalau yang lagi pilek, bisa langsung sembuh tuh. Ingus keluar semua. Haha. Untung Emak lagi ngupas jambu biji. Lumayan lah, bisa jadi pendingin lidah yang terbakar asmara. Eh.

Nggak. Saya nggak kapok kalau disuruh makan masakan Emak lagi. Hanya saja, harus lebih persiapan amunisi seperti minum, tisu, dan mungkin beberapa biji permen. J

Hari berikutnya, sebelum balik ke Kediri, saya mampir ke rumah Bulik. Tujuan utama adalah ketemu adik kecilku yang lucu nan menggemaskan. Eh, dapat bonus gule kambing yang meski tak terlalu pedes tapi nggak kalah mak nyus. Makan lagi.. padahal sebelumnya sudah sarapan ikan laut masakan Budhe. Awalnya sok nolak tawaran Bulik gitu. Karena masih kenyang. Dan… waktu pun berjalan. Setelah main dhelikan alias hide and seek dengan dedek akhirnya tergoda juga untuk makan.  Makan teruuuus. Ya, begitulah. Alhamdulillah. Intinya, makmur banget kalau di rumah.

Quotes of the day:
Jagalah silaturahim. Sempatkanlah datang menemui saudaramu.
Ketuklah pintu-pintu mereka, maka kamu akan ditawari makan.

Ini quote ngawur banget. Ambillah yang benar saja ya. Haha.

Nah, kalau yang satu ini lagi nge-hits banget di Jawa timur. Namanya “Sempol”. Awal kemunculannya adalah di Malang. Semacam tempura, sosis ayam, atau cilok gitu, yang dicelup telur dulu sebelum digoreng. Saya baru tahu ada jajanan ini ya waktu pulang itu. Jajanan sekarang memang sangat inovatif. Sampai-sampai Bapak Polisi menghentikan mobil patrolinya untuk jajan sempol. Luar biasah..!


 ini buktinya

menurut si ahli survei jajanan di kalangan keluarga kami, sempol osin ini yang paling enak

ini penampakannya




No comments:

Post a Comment