Apa kabar?
Sorry for the 1 minute late post.
Ini hari jeruk, tapi saya akan membicarakan pisang dan cicak.
Keduanya tidak memiliki hubungan darah sama sekali. Cicak juga
tidak makan pisang. Keduanya juga bukan selebritis terkenal atau
politikus papan atas. Tetapi keduanya telah memenuhi hari-hari saya selama
sepekan ini. Dari kedua makhluk ini, saya kembali diingatkan tentang bab rejeki
dan bekerja. Maka sudah sepantasnya nama buah dan binatang ini dicatat.
Ini tentang si cicak. Binatang yang paling tidak kusuka di muka
bumi ini.
Masih ingat lagu cicak-cicak di dinding? Cicak yang hanya mampu
merayap itu hebat sekali ya. Dia bisa menangkap nyamuk yang bisa terbang.
Mengukur dengan logika akal manusia, kita pasti heran. Koq bisa-bisanya
binatang yang tak mampu terbang ini, makanannya justru adalah nyamuk dan
mungkin serangga-serangga terbang lainnya. Sedemikian bodohkah nyamuk hingga ia
terbang dekat-dekat dengan si cicak yang bisa sewaktu-waktu menjangkaunya? dan…
Hap! Lalu ditangkap.
Itulah yang membuat saya kembali diingatkan akan kebesaran dan
kuasa Allah subhanahuwata’ala. Allah datangkan rejeki si cicak dari arah yang
sungguh tak terduga. Allah menjamin rejeki makhlukNya. Terpenuhilah kebutuhan
perut si cicak itu. Keren kan..
So, saya diingatkan lagi bahwa, hey! Rejeki kita sudah dituliskan
semenjak dalam kandungan. Tugas kita hanyalah berusaha mencarinya. Tugas kita
adalah hanya harus bangun pagi, lalu mandi, dan berjalan bertebaran di muka
bumi di siang hari untuk bekerja. Merayap bak cicak. Masalah kapan dan
bagaimana rejeki itu datang, Allah sudah atur semuanya. Percaya saja padaNya.
“Justru sebab riqi kita telah dijaminkan, maka makna kerja kita
adalah pengabdian seutuhnya kepada Allah. Justru sebab kita tahu bahwa
bekerjanya kita maupun karunia yang dilimpahkan melaluinya keduanya sama-sama
anugerah Allah ‘Azza wa Jalla, maka bekerja sudah seharusnya ditunaikan dalam
gembira. Justru sebab kita tahu bahwa kerja kita bukanlah penentu dari apa yang
kita nikmati, maka bekerja sudah seharusnya merupakan bentuk luapan syukur kita
pada Dzat yang Maha Bijaksana.”(http://salimafillah.com/bekerja/)
Itu juga yang membuat saya merasa…
I have
butterflies flying
Around inside my tummy
When I'm with you
(Butterflies in My Tummy - by Mocca)
(Butterflies in My Tummy - by Mocca)
waktu mendapat pisang dari seorang teman.
Sejak pagi saya membayangkan, ah pasti enak makan pisang. Oke
nanti siang sajalah beli pisang. Tapi kemudian saya lupa mau ke warung setelah
menunaikan pekerjaan rumah (baca: kos). Lalu seorang kawan minta dijemput di
halte Trans Jogja. Saya pun berangkat, sekalian mampir makan siang (sarapan
yang super terlambat). Ternyata rute perjalanan bus yang dinaiki kawan saya
cukup jauh. Sambil menunggu saya pun membaca buku. Lumayan, untuk bahan
skripsi.
Setelah beberapa menit berlalu, kawan saya pun datang dan…. kalian
tahu apa yang terjadi?
Pisang. Dia mengeluarkan tiga buah pisang dari dalam tasnya dan
memberikannya padaku.
Masyaa Allah. Bahkan yang tak kunyatakan, Allah mendengarnya. Luar
biasa. Kalau sudah rejeki memang tak akan kemana. Allah yang atur, Allah yang
beri, dengan perantaraan makhluknya di muka bumi ini. Kita hanya harus bangun
pagi, lalu mandi, dan berjalan bertebaran di siang hari, bekerja
mencarinya.
“Boleh jadi kau tak tahu di mana rizqimu”, demikian Imam Al
Ghazali berpesan, “Tetapi rizqimu tahu di manakah Engkau. Jika ia ada di
langit, Allah akan memerintahkannya turun untuk mencurahimu. Jika ia ada di
bumi, Allah akan menyuruhnya muncul untuk menjumpaimu. Dan jika ia berada di
lautan, Allah akan menitahkannya timbul untuk menemuimu.”
Tidak juga ada yang akan menyangka kalau pekan ini, saya bisa
pegang kamera mahal, belajar menggunakannya, dan bertemu dengan makhluk-makhluk
hijau nan cantik ini. Menyejukkan.
No comments:
Post a Comment