Seorang ibu ditanya, “Aduh
anaknya dikasih makan apa koq pinter gini?”. Lalu sang ibu pun menjawab, “Ya,
makan nasi Bu, sama dengan putra njenengan.”
Tapi guys, coba cermati lagi ya tanya jawab itu. Entah itu nasi, daging, atau
hanya tempe dan singkong. Mungkin jawaban lebih tepatnya adalah si anak dikasih
makanan yang insya Allah selalu terjaga kehalalannya sehingga lebih barokah.
Sebagai muslim kita wajib memperhatikan makanan yang
masuk dalam tubuh kita ya kawan. Sebab jika yang haram masuk ke dalam tubuh kita, maka
akan mempengaruhi seluruh amal ibadah kita. Selain itu Allah telah jelas
menyatakan perintah dan petunjuknya kepada orang beriman untuk memakan makanan
yang halal dan baik serta menghindari makanan tertentu yang diharamkan.
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki
yang baik-baik yang Kami berikan kepada kalian dan bersyukurlah kepada Allah,
jika benar-benar hanya kepadaNya kalian menyembah. Sesungguhnya Allah hanya
mengharamkan bagi kalian bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang
disembelih dengan atas nama selain Allah. Barangsiapa dalam keadaan terpaksa,
sedangkan ia tidak berkehendak dan tidak melampaui batas, maka tidaklah
berdosa. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Pengasih.”
Al-Baqarah: 172-173
Berikut ini adalah ringkasan dari kajian warga (Sabiluna)
di Mushola Nurul Huda, Padukuhan Karangwuni (08/05). Pengajian diisi oleh Dr.
Nanung Danar Dono yang juga seorang peneliti di Fakultas Peternakan UGM
dan anggota LPPOM MUI Yogyakarta.
Untuk keterangan lebih lanjut silahkan membaca Al-Quran
dan buku-buku tentang halal dan haram dalam islam serta kritis terhadap
informasi yang ada. Semoga catatan berikut bermanfaat.
1.
Ketahui
dan waspadailah beberapa istilah berikut saat membeli makanan.
ISTILAH
|
BAHAN MASAKAN
|
B1
|
Anjing
|
B2
|
Babi
|
Tongseng
jamu/Sengsu
|
Anjing
|
Kambing balap
|
Anjing
|
Bebek balap
|
Tikus
|
Siomay cunyuk
|
Babi
|
Rw (rintek
wu’uk)
|
Anjing
|
Rica-rica (terutama
Solo sekitarnya)
|
Anjing
|
Scoo be doo
|
Anjing
|
2.
Oplosan
Banyak juga makanan dari daging sapi yang dicampur daging
babi. Lalu bagaimana membedakan keduanya? Cara paling gampang adalah jeli
melihat tulisan yang dicantumkan pedagang pada barang dagangannya J..Maaf bercanda, tapi serius. Berikut adalah beberapa hal
yang bisa dibedakan dari keduanya dalam keadaan mentah.
BAGIAN
|
DAGING SAPI
|
DAGING BABI
|
Daging
|
Merah tua
|
Merah muda
|
Lemak
|
Putih
|
Kuning/krem
|
Serat
|
Tebal
|
Lebih tipis
|
Bau
|
Harum khas sapi
|
Apek/tengik
|
Harga
|
Standar
|
Lebih murah
|
Warna daging sapi lebih merah karena sapi aktif bergerak sehingga kandungan Hb nya tinggi dan aliran darah senantiasa aktif, sedangkan babi termasuk hewan yang malas bergerak. Kata ustadz, maju dikit makan, mundur dikit tidur, ke kanan selangkah tidur, ke kiri selangkah tidur lagi J. Untuk bau tidak sedap pada daging babi disebabkan oleh lemak punggung babi yang tebal dan mudah teroksidasi. Kalau lemak teroksidasi, maka akan muncul zat bersifat karsinogenik yang menyebabkan kanker. Selain itu kantong urin babi sering bocor sehingga mencemari daging. Kandungan asam urat babi juga tinggi sebab rata-rata hanya 2% yang dikeluarkan dari tubuh, berkebalikan dengan sapi.
Berikut adalah perbedaan saat
daging sudah dimasak atau matang.
BAGIAN
|
DAGING SAPI
|
DAGING BABI
|
Aroma
|
Harum khas sapi
|
Eneg atau tidak
enak
|
Potongan daging
|
Alot
|
Lebih empuk
|
Kuah/kaldu
|
Bening dan
encer
|
Sangat kental
dan berminyak
|
Asap/uap saat memasak
|
Berkesan ringan
|
Berkesan berat/naiknya
perlahan
|
Meskipun daging babi
lebih empuk tetapi sukar dicerna. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sukar
untuk diserap oleh tubuh atau proses pencernaannya lama.
3.
Penggilingan
daging
Selain pongoplosan daging sapi dengan daging babi, ada
juga kasus penggilingan daging sapi yang bercampur dengan penggilingan babi.
Beberapa pasar di Jogja yang terdeteksi masih mempraktekkan hal ini adalah
Pasar Patuk, Beringharjo, dan Giwangan. Meskipun tidak semua penggilingan
tetapi kita harus tetap jeli dan waspada.
Jenis-jenis makanan yang berpotensi tercemar dengan daging tidak halal antara lain adalah bakso, batagor, sambal goreng, siomay, rolade, galantin, spageti, nugget, sosis, lumpia solo, burger, dan tahu bakso serta olahan-olahan dari daging lainnya.
Jenis-jenis makanan yang berpotensi tercemar dengan daging tidak halal antara lain adalah bakso, batagor, sambal goreng, siomay, rolade, galantin, spageti, nugget, sosis, lumpia solo, burger, dan tahu bakso serta olahan-olahan dari daging lainnya.
4.
Bangkai
Selanjutnya dijelaskan mengenai kasus daging ayam bangkai
atau populer dengan nama ayam tiren alias mati kemarin. Berikut adalah
perbedaan bangkai ayam dan ayam sehat yang disembelih.
BAGIAN
|
BANGKAI
|
DISEMBELIH
|
Warna kulit
|
Pucat, kelabu
|
Kuning segar
|
Pori-pori
|
Kasar/tidak
bersih
|
Halus
|
Sendi
|
Kaku
|
Lentur
|
Warna daging
|
Merah
tua/kelabu
|
Merah muda dan
segar
|
Aroma
|
Busuk/tidak
sedap
|
Harum khas ayam
|
Harga
|
Lebih murah
|
Standar
|
Bekas sayatan
penyembelihan
|
Rapi dan tidak membuka
lebar
|
Membuka
lebar/tetarik ke atas dan ke bawah
|
Kulit ayam sehat yang
disembelih lebih halus sebab darah dapat keluar maksimal sedangkan pada bangkai
tidak sehingga pori tidak cepat menutup saat bulu-bulunya dicabut.
Kita harus lebih
waspada terhadap aroma daging bangkai sebab saat ini bau busuk dapat disamarkan
dengan mencelupkan daging ke air bekas cucian beras. Waspada terhadap istilah
ayam celup. Selain itu ada yang menambahkan formalin. Bau formalin mirip dengan
bau cairan pemutih atau kaporit.
Untuk masalah harga
kita patut curiga terhadap penjual nasi ayam yang menjual dagangannya dengan
harga yang murah. Kemungkinannya ada dua, penjual memang orang yang dermawan
atau justru sebaliknya menjajakan makanan dari bangkai atau jenis daging lain.
ana_J/120515
No comments:
Post a Comment