Tuesday 12 May 2015

MAU HEBAT? MAKANLAH YANG HALAL!

Seorang ibu ditanya, “Aduh anaknya dikasih makan apa koq pinter gini?”. Lalu sang ibu pun menjawab, “Ya, makan nasi Bu, sama dengan putra njenengan.” Tapi guys, coba cermati lagi ya tanya jawab itu. Entah itu nasi, daging, atau hanya tempe dan singkong. Mungkin jawaban lebih tepatnya adalah si anak dikasih makanan yang insya Allah selalu terjaga kehalalannya sehingga lebih barokah. 
Sebagai muslim kita wajib memperhatikan makanan yang masuk dalam tubuh kita ya kawan. Sebab jika yang haram masuk ke dalam tubuh kita, maka akan mempengaruhi seluruh amal ibadah kita. Selain itu Allah telah jelas menyatakan perintah dan petunjuknya kepada orang beriman untuk memakan makanan yang halal dan baik serta menghindari makanan tertentu yang diharamkan.
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kalian dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepadaNya kalian menyembah. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagi kalian bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang disembelih dengan atas nama selain Allah. Barangsiapa dalam keadaan terpaksa, sedangkan ia tidak berkehendak dan tidak melampaui batas, maka tidaklah berdosa. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Pengasih.”
Al-Baqarah: 172-173
Berikut ini adalah ringkasan dari kajian warga (Sabiluna) di Mushola Nurul Huda, Padukuhan Karangwuni (08/05). Pengajian diisi oleh Dr. Nanung Danar Dono yang juga seorang peneliti di Fakultas Peternakan UGM dan anggota LPPOM MUI Yogyakarta.
Untuk keterangan lebih lanjut silahkan membaca Al-Quran dan buku-buku tentang halal dan haram dalam islam serta kritis terhadap informasi yang ada. Semoga catatan berikut bermanfaat.
1.     Ketahui dan waspadailah beberapa istilah berikut saat membeli makanan.
ISTILAH
BAHAN MASAKAN
B1
Anjing
B2
Babi
Tongseng jamu/Sengsu
Anjing
Kambing balap
Anjing
Bebek balap
Tikus
Siomay cunyuk
Babi
Rw (rintek wu’uk)
Anjing
Rica-rica (terutama Solo sekitarnya)
Anjing
Scoo be doo
Anjing

2.    Oplosan
Banyak juga makanan dari daging sapi yang dicampur daging babi. Lalu bagaimana membedakan keduanya? Cara paling gampang adalah jeli melihat tulisan yang dicantumkan pedagang pada barang dagangannya J..Maaf bercanda, tapi serius. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dibedakan dari keduanya dalam keadaan mentah.
BAGIAN
DAGING SAPI
DAGING BABI
Daging
Merah tua
Merah muda
Lemak
Putih
Kuning/krem
Serat
Tebal
Lebih tipis
Bau
Harum khas sapi
Apek/tengik
Harga
Standar
Lebih murah
               
Warna daging sapi lebih merah karena sapi aktif bergerak sehingga kandungan Hb nya tinggi dan aliran darah senantiasa aktif, sedangkan babi termasuk hewan yang malas bergerak. Kata ustadz, maju dikit makan, mundur dikit tidur, ke kanan selangkah tidur, ke kiri selangkah tidur lagi J. Untuk bau tidak sedap pada daging babi disebabkan oleh lemak punggung babi yang tebal dan mudah teroksidasi. Kalau lemak teroksidasi, maka akan muncul zat bersifat karsinogenik yang menyebabkan kanker. Selain itu kantong urin babi sering bocor sehingga mencemari daging. Kandungan asam urat babi juga tinggi sebab rata-rata hanya 2% yang dikeluarkan dari tubuh, berkebalikan dengan sapi.
Berikut adalah perbedaan saat daging sudah dimasak atau matang.
BAGIAN
DAGING SAPI
DAGING BABI
Aroma
Harum khas sapi
Eneg atau tidak enak
Potongan daging
Alot
Lebih empuk
Kuah/kaldu
Bening dan encer
Sangat kental dan berminyak
Asap/uap saat memasak
Berkesan ringan
Berkesan berat/naiknya perlahan

Meskipun daging babi lebih empuk tetapi sukar dicerna. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sukar untuk diserap oleh tubuh atau proses pencernaannya lama.

3.    Penggilingan daging
Selain pongoplosan daging sapi dengan daging babi, ada juga kasus penggilingan daging sapi yang bercampur dengan penggilingan babi. Beberapa pasar di Jogja yang terdeteksi masih mempraktekkan hal ini adalah Pasar Patuk, Beringharjo, dan Giwangan. Meskipun tidak semua penggilingan tetapi kita harus tetap jeli dan waspada.
Jenis-jenis makanan yang berpotensi tercemar dengan daging tidak halal antara lain adalah bakso, batagor, sambal goreng, siomay, rolade, galantin, spageti, nugget, sosis, lumpia solo, burger, dan tahu bakso serta olahan-olahan dari daging lainnya.

4.   Bangkai
Selanjutnya dijelaskan mengenai kasus daging ayam bangkai atau populer dengan nama ayam tiren alias mati kemarin. Berikut adalah perbedaan bangkai ayam dan ayam sehat yang disembelih.
BAGIAN
BANGKAI
DISEMBELIH
Warna kulit
Pucat, kelabu
Kuning segar
Pori-pori
Kasar/tidak bersih
Halus
Sendi
Kaku
Lentur
Warna daging
Merah tua/kelabu
Merah muda dan segar
Aroma
Busuk/tidak sedap
Harum khas ayam
Harga
Lebih murah
Standar
Bekas sayatan penyembelihan
Rapi dan tidak membuka lebar
Membuka lebar/tetarik ke atas dan ke bawah

Kulit ayam sehat yang disembelih lebih halus sebab darah dapat keluar maksimal sedangkan pada bangkai tidak sehingga pori tidak cepat menutup saat bulu-bulunya dicabut.
Kita harus lebih waspada terhadap aroma daging bangkai sebab saat ini bau busuk dapat disamarkan dengan mencelupkan daging ke air bekas cucian beras. Waspada terhadap istilah ayam celup. Selain itu ada yang menambahkan formalin. Bau formalin mirip dengan bau cairan pemutih atau kaporit.
Untuk masalah harga kita patut curiga terhadap penjual nasi ayam yang menjual dagangannya dengan harga yang murah. Kemungkinannya ada dua, penjual memang orang yang dermawan atau justru sebaliknya menjajakan makanan dari bangkai atau jenis daging lain.

ana_J/120515

No comments:

Post a Comment